Rudal Kh-22
Tekno

Ukraina Menyerah dengan Rudal Tua Rusia Ini

  • Korban tewas akibat serangan rudal Rusia di sebuah gedung apartemen di kota Dnipro Ukraina Sabtu 14 Januari 2022 meningkat menjadi 40 orang.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Kyiev-Korban tewas akibat serangan rudal Rusia di sebuah gedung apartemen di kota Dnipro Ukraina Sabtu 14 Januari 2022 meningkat menjadi 40 orang. Kyiv mengakui serangan menggunakan rudal yang sangat sulit untuk dicegat.

Sekitar 1.700 orang tinggal di gedung bertingkat itu dan kru pencarian dan penyelamatan telah bekerja untuk menemukan korban di reruntuhan. Pemerintah daerah mengatakan sejauh ini 39 orang telah diselamatkan dan 30 lainnya masih hilang. Pihak berwenang mengatakan sedikitnya 75 orang terluka.

Peristiwa ini menjadi serangan tunggal paling mematikan terhadap warga sipil Ukraina sejak sebelum musim panas. Penduduk mengatakan menara apartemen itu tidak menampung fasilitas militer apa pun.

Serangan di gedung itu terjadi di tengah rentetan rudal jelajah Rusia yang lebih luas melintasi Ukraina. Rusia seperti biasa membantah telah menyerang fasilitas sipil. Juru bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan kerusakan di apartemen tersebut sebagai akibat dari upaya pencegatan oleh sistem pertahanan udara Ukraina.

Rudal Kh-22

Seorang juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yurii Ihnat mengatakan rudal yang digunakan untuk menyerang blok apartemen itu dijuluki adalah Kh-22. Rudal yang dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk," dan dirancang untuk menghancurkan kelompok tempur kapal induk di laut.

Menurut Ihnat, rudal itu diluncurkan dari pembom jarak jauh Tu-22M3. Dia mengatakan rudal ini juga yang digunakan untuk menyerang sebuah pusat perbelanjaan di kota Kremenchuk Ukraina tengah pada 27 Juni 2022. Ukraina menyebut Resimen Penerbangan Pengawal ke-52 Rusia bertanggung jawab atas serangan itu.

Setelah serangan itu Panglima Angkatan Udara Ukraina Letnan Jenderal Nikolai Oleshuk  mengatakan Ukraina tidak memiliki teknologi untuk mencegat rudal Kh-22. Dia mengklaim sejak invasinya ke Ukraina, Rusia telah menembakkkan sekitar 210 rudal tersebut. Dan tidak ada satupun yang berhasil dicegat.

“Di antara sistem yang mampu menembak jatuh rudal Kh-22  adalah sistem Patriot,” kata Oleshuk. 

Senjata tersebut telah menjadi bagian dari paket bantuan militer yang diluncurkan oleh Departemen Pertahanan Amerika pada bulan Desember. Namun butuh waktu berbulan-bulan sebelum senjata itu bisa benar-benar beroperasi di Ukraina. Saat ini sekitar 100 tentara Ukraina sedang menerima pelatihan tentang sistem pertahanan udara tersebut.

Kh-22 Burya  adalah rudal anti-kapal berujung nuklir yang dibangun Soviet. Pengembangan rudal ini dimulai pada tahun 1958 dan awalnya dirancang untuk dibawa oleh pembom jarak menengah Tu-22. Saat itu pembom tersebut sedang dalam tahap akhir pengembangan. 

Pada saat diperkenalkan  rudal yang oleh NATO disebut sebagai AS-4 Kitchen tersebut dianggap sebagai senjata jarak jauh. Peran utama Kh-22 adalah untuk menghancurkan kapal induk Amerika dan kelompok tempurnya. Kh-22 juga menjadi salah satu alasan Angkatan Laut Amerika mencari jet tempur dengan kemampuan pertahanan udara jarak jauh. Program yang kemudian melahirkan F-14 Tomcat.

Segera setelah diperkenalkan berbagai versi Kh-22 kemudian dikembangkan. Beberapa versi dirancang untuk menyerang target permukaan. Rudal bisa digunakan untuk menghancurkan jembatan, bendungan, dan berbagai target kawasan strategis. 

Pada awal 2000-an rudal Kh-22 telah dipensiun dan dalam status penyimpanan. Namun selama invasi Rusia ke Ukraina Rusia membongkar kembali gudang senjata tuanya dan mengktifkan sejumlah senjata yang sudah dipensiun termasuk Kh-22. Membawa hulu ledak konvensional rudal ini kemudian digunakan secara luas untuk menyerang sasaran Ukraina. 

Tampaknya saat ini Kh-22N adalah versi rudal yang paling banyak digunakan. Rudal tersebut dapat dibawa oleh pembom jarak menengah Tupolev Tu-22M3 Rusia.

Awalnya Kh-22 dibawa oleh berbagai versi pembom Tu-22, antara lain Tu-22K, Tu-22KD, Tu-22KP dan Tu-22KPD. Namun pesawat ini terbukti memiliki cacat desain dan segera pensiun. Pembom Tu-22M2 yang lebih modern dapat membawa satu atau dua rudal ini.  Sedangkan Tu-22M3 yang ditingkatkan lebih lanjut dapat membawa hingga 3 rudal ini. 

Kh-22 menggunakan bahan bakar cair dan memiliki jangkauan 80 hingga 330 km, tergantung versinya. Versi awal rudal memiliki panduan radar aktif dan diluncurkan pada ketinggian 10 hingga 14 km. Meskipun versi rudal yang lebih baik dapat diluncurkan pada ketinggian yang jauh lebih rendah.

Setelah peluncuran rudal Kh-22 akan naik ke ketinggian 22,5 km atau  12 km pada beberapa versi. Dalam penerbangan itu berakselerasi hingga kecepatan 3 Mach  atau 3.704 km/jam. Rudal itu menyerang sasarannya dari atas. Dan tahap terminal akselerasinya mencapai 5.124 km/jam. Dua faktor inilah yang menjadikan Kh-22 sangat sulit dicegat.

Kh-22 memiliki hulu ledak nuklir dengan hasil ledakan 350 kT hingga 1 MT. sementara versi konvensional membawa 1.000 kg hulu ledak. 

Soviet mengklaim bahwa versi awal Kh-22 memiliki probabilitas hit 80%. Pada versi yang lebih baru dilaporkan meningkat menjadi 97%. Namun rudal ini hanya memiliki sistem panduan inersia. 

Lusinan rudal dengan hulu ledak konvensional ini diluncurkan oleh pembom Rusia ke sasaran di Ukraina, dan terbukti tidak akurat, terutama di lingkungan perkotaan. Rudal Kh-22 meleset dari target mereka beberapa ratus meter dan sering mengenai sasaran sipil. 

Kesalahan beberapa ratus meter tidak akan menjadi krusial untuk rudal dengan hulu ledak nuklir. Namun begitu dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional, rudal ini tidak cocok untuk serangan presisi. 

Penerus Kh-22 menjadi Kh-32 yang ditingkatkan secara signifikan dan lebih mumpuni.  Rudal dirancang untuk mengatasi sistem pertahanan udara Aegis dan Patriot Amerika yang muncul pada awal 1980-an. 

Kh-22 dan Kh-32 memiliki dimensi yang identik. Namun rudal baru memiliki mesin yang lebih baik untuk jangkauan yang lebih jauh. Selain itu juga menggunakan panduan yang lebih baik, dan ketahanan yang lebih kuat.