aq400.jpg
Tekno

Ukraina Mulai Terima Drone AQ 400, Pesaing Shahed Rusia

  • Badan drone terbuat dari lembaran kayu lapis. Produk ini dirancang untuk diproduksi tanpa tenaga kerja terampil sehingga volume dapat dengan mudah ditingkatkan tanpa pelatihan teknis yang panjang.

Tekno

Amirudin Zuhri

KYIV-Ukraina telah menerima gelombang awal kendaraan udara tak berawak AQ 400 Scythe yang baru. Sebuah drone yang bisa dikatakan sebagai jawaban atas Shahed Rusia.

Drone ini dibangun oleh Terminal Autonomy yang sebelumnya dikenal sebagai One Way Aerospace.  Dalam pernyataan resminya baru-baru ini perusahaan mengumumkan pencapaian  yang ditandai dengan kapasitas produksi awal sebesar 100 unit. 

Pengembangan AQ 400 Scythe menggarisbawahi perubahan paradigma dalam teknologi peperangan. Yakni memanfaatkan kehebatan sistem tak berawak untuk memberikan keunggulan strategis di medan perang. Proses produksi sistem yang disederhanakan dan fokus pada efisiensi biaya juga menjadi fokus utama.

Berdasarkan kontrak baru,  Terminal Autonomy akan mengirimkan drone Scythe  mulai dari 50 unit per bulan. Dan akan meningkat pesat menjadi sekitar 500 unit per bulan pada kuartal kedua tahun 2024. Tujuan perusahaan adalah memproduksi 1.000 unit setiap bulannya. Namun pendiri Terminal Autonomy Francisco Serra-Martins mengakui tidak realistis untuk melakukan penskalaan hanya dalam satu kuartal.

AQ-400 Scythe digambarkan sebagai sistem pengiriman muatan tanpa embel-embel dan hemat biaya. Desain kompaknya memiliki dua set sayap. Satu  di depan dan satu di belakang. Ini  memberikan daya angkat maksimum untuk lebar sayap minimum. Dan  memungkinkan 30 Scythe yang telah dirakit lengkap untuk ditumpuk dalam satu kontainer pengiriman guna diangkut.

Badan drone terbuat dari lembaran kayu lapis. Produk ini dirancang untuk diproduksi tanpa tenaga kerja terampil sehingga volume dapat dengan mudah ditingkatkan tanpa pelatihan teknis yang panjang.

Scythe memiliki jangkauan sekitar 750-900 km, tergantung pilihan mesinnya.  Serra-Martins Kepada Forbes 17 Desember 2023 mengatakan mereka dapat menggunakan berbagai mesin yang berasal dari desain komersial. Beberapa  dibuat di Ukraina dan lainnya diimpor. 

Dengan jangkauan tersebut, drone cukup untuk menjangkau sebagian besar wilayah Rusia, ditambah seluruh Krimea yang diduduki. Scythe memiliki kecepatan jelajah sekitar 140 km per jam. Mirip dengan Shahed, dengan kecepatan terminal maksimum 200 km per jam.

Scythe membawa hulu ledak seberat 42 kilogram. Juga mirip dengan Shahed. Muatan standarnya adalah hulu ledak termobarik yang diproduksi secara massal oleh Ukraina. Atau sepasang peluru artileri 122 mm yang menyemprotkan pecahan peluru ke wilayah yang luas. Namun, ada opsi lain untuk target tertentu.

Baik Rusia maupun Ukraina telah banyak menggunakan gangguan frekuensi radio untuk memblokir penggunaan GPS dan sistem navigasi satelit lainnya. Shahed sering kali berhasil menemukan targetnya dengan kombinasi antena anti-jamming dan navigasi inersia. 

Scythe dapat mengambil pendekatan serupa menggunakan altimeter laser  untuk terbang pada ketinggian  sangat rendah yakni sekitar 30 meter. Jamming hanya efektif dalam jarak pandang. Sehingga drone yang terbang rendah sulit untuk dijammer dan hanya terpengaruh ketika berada sangat dekat dengan jammer.

Namun mode yang disukai saat ini adalah datang dari ketinggian. Serra Martins mengatakan pihaknya telah beralih untuk terbang pada ketinggian 3000m. Ini menjadikan rudal pertahanan udara apa pun yang dapat menembak jatuh membutuhkan biaya yang lebih besar daripada targetnya. Hanya pada tukikan terakhir drone akan mendekat pada ketinggian yang lebih rendah. 

Sebagai tambahan opsional, Scythe juga dapat memiliki link video ke operator. Ini  mengubahnya menjadi kamikaze FPV raksasa. Dia  mampu memilih dan menyerang target bergerak. Tetapi hal ini hanya mungkin dilakukan dalam jangkauan radio dan menambah beban. Sehingga sebagian besar Scythe akan menyerang koordinat yang telah diprogram seperti pusat komando, tempat penampungan bahan bakar dan amunisi, instalasi pertahanan udara, lapangan terbang, dan target bernilai tinggi lainnya.

Scythe adalah sistem modular dan fleksibel dengan ruang muatan yang dapat dengan mudah dimodifikasi untuk berbagai misi. Pesawat ini dapat lepas landas dengan kekuatannya sendiri di sepanjang landasan pacu atau jalan raya. Atau dapat lepas landas seperti Shahed dengan pendorong roket. Juga bisa juga diluncurkan dari ketapel kecil.

Drone Shahed buatan Iran yang digunakan Rusia

Jumlah Besar

Serra-Martins mencatat kuncinya adalah massa. Drone hanya efektif dalam jumlah besar. Drone yang bergerak lambat adalah sasaran yang relatif mudah. Namun Shahed terbukti telah menimbulkan banyak kerusakan di Ukraina. Ini  karena meskipun 80% atau lebih pesawat tak berawak ditembak jatuh, banyak yang berhasil lolos. “Jumlah drone yang cukup besar akan membebani pertahanan. Dan  dalam jangka panjang, serangan akan menghabiskan pasokan rudal permukaan-udara,” katanya.

Satu Scythe dasar berharga sekitar US$15.000 atau sekitar Rp 230 juta (kurs Rp15.500). Harganya meningkat menjadi sekitar US$30.000 atau sekitar Rp460 juta dengan panduan dan tambahan lainnya.  Sebagai perbandingan harga Shahed-136 berkisar antara US$20.000-US$50.000. Atau antara Rp310 juta hingga Rp770 juta.

Serra-Martins mengatakan  biaya keseluruhan dapat dikurangi dengan strategi kawanan pemimpin-pengikut.  Sebuah drone terdepan dengan panduan canggih disertai dengan sembilan drone dasar berbiaya rendah yang mengikuti arahannya ke area target. Hal ini dapat memenuhi pertahanan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan menggunakan versi yang lebih canggih.

Rusia telah memulai serangan musim dingin terhadap jaringan listrik Ukraina selama dua tahun berturut-turut. Dampaknya akan sangat bergantung pada berapa banyak Shahed yang dapat diproduksi atau diimpor oleh Rusia. Masih harus dilihat secara pasti target apa yang akan diserang Ukraina dengan persenjataan Scythe barunya. Namun sekali lagi dampaknya akan sangat bergantung pada seberapa banyak senjata tersebut dapat dihasilkan.