robert fico.jpeg
Dunia

Ukraina Terancam Kehilangan Dukungan Slovakia, AS Juga Beri Sinyal Buruk

  • Fico yang pernah dua kali menjadi perdana menteri kini berpeluang mendapatkan kembali jabatannya.

Dunia

Amirudin Zuhri

BRATISLAVA-Sebuah partai yang dipimpin  seorang tokoh pro-Kremlin keluar sebagai pemenang dalam pemilu di Slovakia menurut hasil awal. Hal  ini dapat menjadi tantangan bagi persatuan NATO dan Uni Eropa mengenai Ukraina.

Dalam pemilu yang digelar Sabtu 30 September 2023 tersebut partai populis SMER yang dipimpin Robert Fico memenangkan sekitar 23% suara.  Sementara Progresif Slowakia (PS)  sebuah partai liberal dan pro-Ukraina memenangkan 18%.

Fico yang pernah dua kali menjadi perdana menteri kini berpeluang mendapatkan kembali jabatannya. Namun  harus terlebih dahulu mencari mitra koalisi karena partainya tidak mendapatkan perolehan suara mayoritas memerintah sendiri.

Berbicara setelah kemenangannya, Fico mengatakan dia akan melakukan segala daya untuk memulai perundingan perdamaian Rusia-Ukraina. “Lebih banyak pembunuhan tidak akan membantu siapa pun,” katanya Minggu 1 September 2023.

Negosiasi kemungkinan besar tidak akan disambut baik di Ukraina. Ini karena kemungkinan besar negosiasi akan melibatkan proposal penyerahan wilayah kepada Rusia. Hal  yang tidak bisa dilakukan oleh Kyiv.

Sebelumnya Fico  juga telah berjanji untuk segera mengakhiri dukungan militer Slovakia terhadap Ukraina. Juga berjanji untuk menghalangi ambisi Ukraina di NATO yang akan melemahkan dukungan kuat Slovakia terhadap Ukraina. 

Sementara Partai Hlas yang berhaluan kiri-moderat menempati posisi ketiga dengan 14,7% suara. Mereka bisa menjadi penentu kemenangan. Hlas adalah partai yang dipimpin oleh mantan anggota SMER dan dibentuk setelah terjadi perselisihan internal.

Tetapi bahkan dengan berkoalisi dengan pemenang ketiga, belum akan tercapai suara mayoritas. Masih ada tujuh partai politik mencapai ambang batas 5% yang diperlukan untuk memasuki parlemen. Negosiasi koalisi hampir pasti akan melibatkan banyak pemain dan bisa memakan waktu lama serta berantakan.

Peter Pellegrini pemimpin Hlas  mengatakan partainya  akan membuat keputusan yang tepat”  untuk menjadi bagian dari pemerintahan.  Dalam kampanye pemilu Hlas tidak menjelaskan secara jelas posisinya terhadap Ukraina. Pellegrini hanya  mengatakan Slovakia tidak punya apa-apa lagi untuk disumbangkan ke Kyiv. Namun  juga mengatakan  negaranya  harus terus memproduksi amunisi yang dikirim ke Ukraina.

Sedangkan Michal Šimečka, pemimpin PS mengatakan hasil ini adalah  berita buruk bagi negara.  Namun faktanya SMER adalah pemenangnya. Dan mereka akan menghormati hal tersebut. “Berita akan semakin   buruk jika  Fico yang membentuk pemerintahan,” ujarnya.

Šimečka mengatakan partainya akan melakukan segala cara untuk mencegah Fico memerintah. Dia akan menghubungi para pemimpin politik dari partai-partai yang terpilih menjadi anggota parlemen untuk membahas cara mencegah hal tersebut

Slovakia, sebuah negara di Eropa Timur yang berpenduduk sekitar 5,5 juta jiwa. Slovakia adalah anggota NATO dan Uni Eropa. Mereka ,  termasuk di antara sedikit negara Eropa yang mendorong sanksi keras Uni Eropa terhadap Rusia dan telah menyumbangkan sejumlah besar peralatan militer ke Ukraina.

Namun hal ini mungkin akan berubah di bawah pemerintahan Fico yang menyalahkan Ukraina karena memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan invasi.  

Saat menjadi oposisi, Fico menjadi sekutu dekat Perdana Menteri Hongaria Victor Orban, terutama ketika mengkritik Uni Eropa. Ada spekulasi bahwa, jika dia kembali berkuasa, Fico dan Orban bisa bersatu dan menciptakan hambatan bagi Brussel. 

Jika Partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa di Polandia berhasil memenangkan masa jabatan ketiganya dalam pemilihan parlemen Polandia bulan depan, blok ini bisa menjadi lebih kuat.

Fico sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Slovakia selama lebih dari satu dekade. Pertama antara tahun 2006 dan 2010 dan kemudian  dari tahun 2012 hingga 2018.

Dia terpaksa mengundurkan diri pada Maret 2018 setelah berminggu-minggu terjadi protes massal atas pembunuhan jurnalis investigasi Jan Kuciak dan tunangannya. Kuciak sebelumnya melaporkan korupsi di kalangan elite negara. Termasuk orang-orang yang berhubungan langsung dengan Fico dan partainya SMER.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa sentimen Fico yang pro-Rusia juga dimiliki oleh banyak orang Slovakia. Menurut sebuah survei  hanya 40% masyarakat Slovakia yang percaya bahwa Rusia bertanggung jawab atas perang di Ukraina. Proporsi terendah di antara delapan negara bagian Eropa tengah dan timur serta Baltik yang menjadi fokus survei. Di Republik Ceko yang dulunya satu negara dengan Slovakia, 71% masyarakat menyalahkan Rusia atas perang tersebut. Penelitian yang sama menemukan bahwa 50% masyarakat Slovakia memandang Amerika Serikat sebagai ancaman keamanan.

Kabar Buruk dari Amerika

Di bagian lain, kabar buruk untuk Ukraina juga datang dari Amerika Pada  Sabtu 30 September 2023, Kongres Amerika meloloskan rancangan undang-undang belanja jangka pendek selama 45 hari. Sebuah langkah yang menghindarkan Amerika dan Shutdown. Keputusan ini  merupakan kelanjutan dari pertikaian selama berminggu-minggu yang menyebabkan Partai Republik berdebat mengenai berapa banyak dana yang harus dipotong dan prioritas konservatif lainnya. Pada akhirnya RUU tersebut, yang secara formal dikenal sebagai resolusi berkelanjutan  itu mendapat dukungan bipartisan. Namun tidak mencakup pendanaan tambahan untuk Ukraina.

Presiden Joe Biden  meminta US$300 juta untuk menambah senjata bagi Ukraina dan untuk melatih tentaranya. Namun dana tersebut tidak dimasukkan dalam rancangan undang-undang. Ini  karena bantuan untuk Ukraina telah menjadi hambatan bagi kaum konservatif di DPR . Mereka berpendapat bahwa  tersebut seharusnya dibelanjakan di dalam negeri.

Paket belanja tersebut telah menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan dukungan Amerika terhadap Ukraina. Ini  karena jajak pendapat sepanjang tahun ini juga menunjukkan menurunnya dukungan terhadap bantuan Ukraina.

Amerika telah menjadi salah satu sekutu terkuat Ukraina. Antara Januari 2022 hinga Juli 2023, Amerika  telah memberikan bantuan militer kepada Ukraina sebesar US$46,6 miliar. Selain itu  bantuan kemanusiaan sebesar US$3,9 miliar, dan bantuan keuangan sebesar US$26,4 miliar. Dengan demikian total bantuan yang diberikan mencapai US$77 miliar atau sekitar Rp1.200 miliar (kurs Rp15.400). Artinya negara ini telah memberikan bantuan lebih banyak dibandingkan negara mana pun. Meskipun lembaga-lembaga Uni Eropa  telah memberikan bantuan lebih dari US$80 miliar.

Namun, para pendukung bantuan Ukraina telah berjanji untuk melanjutkan upaya untuk mendapatkan lebih banyak bantuan. Dana itu  akan disahkan dalam undang-undang terpisah. Joe Biden mengatakan dalam keadaan apa pun, amerika tidak boleh membiarkan dukungan  terhadap Ukraina terhenti. 

“Saya  berharap Ketua Kongres Kevin McCarthy akan menjaga komitmennya kepada rakyat Ukraina. Dan  mengamankan aliran dukungan yang diperlukan untuk membantu Kyiv,” katanya.