ukr.jpg
Dunia

Ukraina Terus Merangsek, Pendukung Perang Rusia Mulai Protes

  • KYIV-Setelah merebut kembali sebagian besar Kharkiv, Ukraina terus bergerak maju mengejar pasukan Rusia yang mundur. Tetapi Moskow juga melakukan serangan

Dunia

Amirudin Zuhri

KYIV-Setelah merebut kembali sebagian besar Kharkiv, Ukraina terus bergerak maju mengejar pasukan Rusia yang mundur. Tetapi Moskow juga melakukan serangan rudal terhadap wilayah yang ditinggalkan.  Akibatnya hampir seluruh wilayah Kharkiv mengalami pemadaman listrik secara total.

Otoritas Ukraina mengatakan  Rusia telah meluncurkan total sebelas rudal ke wilayah timur Ukraina pada hari Minggu.  Serangan menghantam  infrastruktur penting dan  mengganggu pasokan listrik dan air. 

Oleg Synegubov, gubernur wilayah Kharkiv, dalam sebuah pernyataan di media sosial mengatakan  tidak  ada listrik atau pasokan air di beberapa pemukiman. Layanan darurat juga bekerja keras untuk mengendalikan kebakaran di sejumlah lokasi. Laporan serupa datang  dari wilayah Sumy, Dnipropetrovsk, Poltava, Zaporizhzhia, dan Odesa.

Namun para pejabat di wilayah Sumy, Dnipropetrovsk dan Poltava tak lama setelah pemadaman mengumumkan bahwa listrik telah pulih.

Serangan Rusia juga mengganggu jalur kereta . Layanan kereta nasional mengumumkan penundaan di seluruh timur termasuk kota terbesar kedua di negara itu, Kharkiv.

 “Serangan Rusia adalah  tindakan putus asa setelah kerugian besar dan mundurnya Rusia di Ukraina timur,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina  Oleg Nikolenko 

. Sementara kepala wilayah Dnipropetrovsk Dmytro Reznichenko mengatakan   Rusia menyerang infrastruktur energi. Mereka tidak bisa menerima kekalahan di medan perang. 

Di sisi lain pasukan Ukraina terus bergerak maju. Sebuah video yang dirilis Ukraina menunjukkan pasukan mereka berhasil mencapai pos pemeriksaan Hoptivka dekat perbatasan Rusia.

Militer Ukraina juga menyebut  Rusia mundur dari kota Svatove. Sebuah kota strategis di wilayah Luhansk. Svatove telah menjadi pusat penting pada rute pasokan Rusia ke garis depan lebih jauh ke selatan  di sepanjang perbatasan wilayah Donetsk dan Luhansk.  Lebih dari 40 permukiman di wilayah Kharkiv juga telah dibebaskan.

Protes

Kemunduran pasukan Rusia dari wilayah Kharkiv juga telah memunculkan sejumlah protes dari sekutu Vladimir Putin dan pihak pro perang.

:emimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang merupakan sekutu utama  Kremlin   mengakui bahwa kampanye itu tidak direncanakan. 

Dalam pesan audio berdurasi 11 menit yang diposting di Telegram Kadyrov mengatakan jika   tidak segera ada perubahan dalam pelaksanaan operasi militer khusus, dia akan dipaksa untuk pergi ke pimpinan Rusia  untuk menjelaskan kepada mereka situasinya di lapangan. 

“Saya  memang bukan ahli strategi seperti yang ada di kementerian pertahanan. Tetapi  jelas ada kesalahan yang telah dibuat,” katanya. Namun dia  yakin  semua pemukiman yang direbut akan kembali ke kendali Rusia.

Chechnya disebut telah mmeprsiapkan  10.000  personel untuk bergabung dengan pasukan Rusia. Dia yakin akan mencapai Odesa dalam waktu dekat. 

Baik Putin yang merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata Rusia, maupun Menteri Pertahanan Sergei Shoigu tidak secara terbuka mengomentari situasi di Kharkiv. Sikap yang juga mendapat kritik sejumlah pendukung perang.

Salah satunya dilontarkakn Igor Girkin, seorang nasionalis dan mantan perwira FSB yang membantu melancarkan perang 2014 di wilayah Donbas timur Ukraina. Dia  membandingkan runtuhnya  garis depan utama di Kharkiv  dengan Pertempuran Mukden 1905. Sebuah  – kekalahan besar dalam perang Rusia-Jepang yang memicu Revolusi Rusia 1905.

Girkin tidak henti-hentinya mengkritik para petinggi negara itu. Bahkan dia  menjuluki menteri pertahanan Shoigu sebagai jenderal kardus. Dia  berulang kali mengatakan  Rusia akan dikalahkan  Ukraina jika tidak mendeklarasikan mobilisasi nasional.

Igor Girkin  menulis  Ukraina telah  sudah menang dan bahwa militer Putin harus fokus untuk mempertahankan pasukannya.  Dia menulis faktanya sekarang Rusia  hanya dapat berbicara tentang bagaimana menghentikan kemunduran lebih lanjut dan mencegah eskalasi kekalahan operasional menjadi kekalahan strategis.  

“Musuh telah menang. Dan sekarang  kita harus berbicara tentang mencegah Ukraina mengepung dan menghancurkan formasi besar pasukan kita." tulisnya.

Sejumlah bloger militer Rusia yang selama ini menjadi pendukung perang juga mulai melontarkan kritik ke Putin. Mereka  mengatakan Kremlin harus menempatkan lebih banyak sumber daya ke dalam perang.

Peter Lundstrem seorang bloger  mengecam Putin karena ketika pasukannya mengalami kekalahan parah dia justru merayakan Hari Jadi Kota Moskow. Dia jengkel karena Putin  merayakan hari raya tersebut ketika  tentara Rusia memiliki tidak memiliki  pencitraan termal, tanpa rompi antipeluru, tanpa peralatan pengintai, tanpa komunikasi yang aman, tanpa cukup helicopter bahkan tanpa kotak P3K. Lundstream menyebut apa yang terjadi di Kharkiv sebagai kegagalan yang mengerikan.

Blogger pro-Rusia lainnya Yuri Podolyaka di Telegram mengaku adanya  kerugiannya  besar dan  tidak dapat diabaikan. Dia  menggambarkan hari Sabtu sebagai  hari paling sulit dari perang ini. 

“Pertanyaan yang paling penting sekarang adalah, apa selanjutnya? Dan itu Belum ada yang punya jawaban,” katanya.