VIKTOR SOKOLOV.jpeg
Dunia

Ukraina Yakin Komandan Armada Laut Tewas, Rusia Punya Cara Menjawabnya

  • Tidak hanya Solokov 34 perwira juga meninggal karena serangan. Selain itu 100 prajurit Rusia lainnya juga kehilangan nyawa.

Dunia

Amirudin Zuhri

KYIV- Ukraina meyakini serangan mereka ke markas besar Armada Laut Hitam telah menewaskan komandan armada  Laksamana Viktor Sokolov. Rusia mencoba membantah dengan cara tersendiri.

Pasukan Operasi Khusus Ukraina dalam pernyataannya Senin 25 September 2023 mengatakan serangan dilakukan saat terjadi pertempuan para pemimpin armada. Tidak hanya Solokov 34 perwira juga meninggal karena serangan. Selain itu 100 prajurit Rusia lainnya juga kehilangan nyawa.

Serangan dilakukan dengan rudal Storm Shadow atau SCALP. Meski Rusia mengatakan hanya satu rudal yang lolos dari sergapan pertahanan udara, video jelas menunjukkan setidaknya dua rudal yang menghantam bangunan penting tersebut.

Serangan itu juga telah membuat bangunan rusak parah. Bahkan otoritas Krimea yang dibentuk Rusia mengatakan ledakan terkendali harus dilakukan untuk meruntuhkan bangunan yang rusak. Pada Minggu 23 September 2023 para pejabat Rusia meminta warga tidak panic jika mendengar ledakan dari bangunan itu. 

Sejauh ini tidak ada pernyataan sama sekali dari Rusia terkait keyakinan Ukraina tersebut. Yang menarik dua hari setelah serangan, armada laut hitam Rusia masih terlibat dalam serangan ke Ukraina. Kapal mereka meluncurkan belasan rudal Kalibr yang menyasar ke wilayah Odessa.

Serangan ini mungkin juga menjadi jawaban tidak langsung atas kabar meninggalnya Sokolov. Karena kehilangan komandan armada ditambah puluhan perwira bukan perkara sepele. Dan dalam kondisi seperti itu, hampir pasti mereka akan lumpuh sementara karena rusaknya rantai komando.

Presiden Rusia Vladimir Putin, atau Panglima militer Jenderal Valery Gerasimov memang bisa saja yang memberi perintah serangan. Tetapi keduanya hampir pasti tidak mengendalikan pengoperasian kapal-kapal di laut. Misi ini sangat bergantung pada laksamananya yang mengetahui sarana dan kekuatan, personel, cara mengelolanya, dan cara mengerahkan kapal dengan lebih baik. 

Mengelola serangan pasti membutuhkan kelompok besar personel. Mereka memerlukan banyak manajer untuk mengelolanya, dan menjalankan semua proses agar armada berfungsi sebagai satu mekanisme.  Dan ini tidak bisa dilakukan oleh Vladimir Putin, Gerasimov atau bahkan kepala staf angkatan laut secara langsung.

Dmytro Pletenchuk, juru bicara Angkatan Laut Ukraina pada Senin mengakui Armada Laut Hitam Rusia masih melakukan serangan setelah para petingginya disebut meninggal.  Namun Pletenchuk menegaskan serangan pada Minggu malam dilakukan secara inersia. Bahkan dia menggambarkan serangan itu seperti anak-anak ayam yang berlarian tanpa induknya.

Sebelumnya pada hari Senin, Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengatakan Sokolov telah terbunuh di Sevastopol pada hari Jumat, yang mungkin merupakan serangan paling berani oleh pasukan Ukraina di Krimea sejauh ini. 

Meninggalnya Sokolov bagaimanapun belum bisa dikonfirmasi kebenarnnya. Meski jika benar meninggal, akan sulit bagi Rusia untuk menutupinya. Cepat atau lambat kabar ini pasti akan terkonfirmasi. Apakah itu makam Sokolov yang menunjukkan dia meninggal, atau munculnya dia dalam kondisi sehat sebagia bantahan atas keyakinan Ukraina.

Sokolov yang berusia 61 tahun mulai menjabat sebagai komandan armada laut Hitam sejak Agustus 2022 menggantikan Laksamana Igor Osipov.  Pergantian komando terjadi di tengah kerugian besar dan serangkaian ledakan di fasilitas militer Rusia di Krimea.

Sebelumnya dia bertugas dalam berbagai kapasitas di Armada Pasifik debgab  memimpin kapal dan divisi. Dia juga  memimpin kampanye militer di Mediterania dari tahun 2016 hingga 2017.

Sebelum invasi ke Ukraina, armada laut Hitam Rusia memiliki  sekitar 30 kapal perang besar. Dan mereka  mereka telah beberapa di antaranya. Di sisi lain Rusia akan sangat sulit untuk mengganti kapal yang hilang.