UMKM Digital untuk Tangkap Peluang Perdagangan Global
JAKARTA – Pemerintah mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan sarana elektronik dalam memanfaatkan peluang perdagangan global. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, strategi ini bisa membawa keuntungan dan terobosan untuk menciptakan pelaku usaha baru yang tangguh. Melalui digital, kata dia, pelaku UMKM dari sektor informal bisa beralih ke formal melalui berbagai kemudahan […]
Industri
JAKARTA – Pemerintah mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan sarana elektronik dalam memanfaatkan peluang perdagangan global.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, strategi ini bisa membawa keuntungan dan terobosan untuk menciptakan pelaku usaha baru yang tangguh.
Melalui digital, kata dia, pelaku UMKM dari sektor informal bisa beralih ke formal melalui berbagai kemudahan perizinan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Soalnya kalau tanpa izin, UMKM tidak bisa masuk ke sektor formal untuk mendapatkan akses permodalan,” ungkapnya dalam sebuah webminar daring, Senin, 14 Juni 2021.
Maka, dengan adanya perdagangan melalui sistem elektronik, akses UMKM menjadi lebih mudah dan dekat. Ditambah dukungan infrastruktur, logistik juga dianggap akan lebih murah.
“Ketika infrastruktur dan digital ekonomi digabungkan, maka biaya logistik akan menjadi lebih murah dari negara lain. Ini semua bisa dikerjakan karena adanya sistem digital. Kita diuntungkan oleh proses digitalisasi ekonomi,” tuturnya.
Namun, untuk menangkap peluang dalam perdagangan global, UMKM harus kuat. Sementara itu, Lutfi mengaku saat ini masih terjadi ketimpangan yang cukup besar antara jumlah pelaku ekspor kategori pengusaha besar dengan UMKM.
Artinya, UMKM untuk ekspor perlu dukungan penuh. Ia pun akan menganalisis permasalahan di lokapasar, baik antarnegara (crossborder) maupun domestik.
“Pelaku usaha Indonesia terbiasa berkolaborasi dan bersaing. Di tengah iklim usaha yang kompetitif, pemerintah sedang mempersiapkan aturan agar perdagangan menjadi lebih adil, seimbang, dan bermanfaat,” ujarnya.
Perdagangan digital Indonesia dalam pasar global sendiri peluangnya dinilai masih besar. Misalnya, lokapasar untuk produk pertanian. Lutfi bilang, pelaku usaha Indonesia mendapat informasi adanya kebutuhan produk buah-buahan yang besar di Timur Tengah karena sedang memasuki musim panas.
Jika dapat memanfaatkan hal tersebut, pelaku usaha Indonesia dapat mengirimkan produknya langsung. “Jadi, lokapasar harus digalakkan dan menjadi peluang,” katanya. Menurutnya, Indonesia harus menghindari perdagangan yang tidak adil dan melanggar asas-asas perdagangan.