Jakarta Candle merupakan UMKM binaan LPEI yang membuat lilin aromaterapi dari rempah asli Indonesia dan berhasil mengekspor produknya ke mancanegara.
IKNB

UMKM Ini Ekspor Lilin Aromaterapi hingga Raup Omzet Rp700 Juta Berkat Pendampingan LPEI

  • Jakarta Candle merupakan UMKM binaan LPEI yang membuat lilin aromaterapi dari rempah asli Indonesia dan berhasil mengekspor produknya ke mancanegara.

IKNB

Laila Ramdhini

JAKARTA - Program pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kembali mengantarkan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) menembus pasar ekspor dunia.

Jakarta Candle merupakan UMKM pembuat lilin aromaterapi dari rempah asli Indonesia yang berhasil mengekspor produknya ke mancanegara. Pemilik Jakarta Candle, Yulianah, memaparkan bisnis ini dimulai olehnya bersama suami sejak 2011 dengan modal Rp5 juta. Yulianah bercerita, dua tahun pertama merupakan fase terberat dalam menjalankan usahanya.

Pada 2018, akhirnya Yulianah mengikuti program Khusus Rintisan Eksportir Baru (Coaching Program for New Exporters/CPNE) dari LPEI. Program pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan UMKM di Indonesia agar bisa menembus pasar ekspor. Adapun lama program pelatihan CPNE yakni sepanjang satu tahun.

"Kami mendapat pembekalan khususnya di bidang marketing dari LPEI. Ada materi pemasaran digital misalnya, sehingga kami bisa memasarkan produk di e-commerce," ujar Yulianah, dalam focus group discussion LPEI, di Jakarta, Senin, 19 Februari 2024.

Bukan hanya itu, Jakarta Candle dan UMKM peserta program ini juga akan mendapatkan fasilitas lain seperti pengikutsertaan dalam pameran (expo) produk UMKM.

Yulianah memaparkan, dalam perjalanannya, Jakarta Candle telah berhasil mengirim produknya hingga ke Singapura, Australia, dan beberapa negara Eropa. Hingga saat ini, Jakarta Candle bisa meraup omzet hingga Rp700 juta dalam setahun.

Keunikan dari produk Jakarta Candle yakni menggunakan bahan baku asli Indonesia dengan aroma khas rempah seperti kayu manis (cinnamon), bunga pekak, hingga kopi. Harga lilin aromaterapi ini dibanderol Rp26.000 hingga Rp300.000-an. Pembeli juga dapat memesan produk sesuai dengan keinginan (custom).

Untuk diketahui, LPEI atau Indonesia Eximbank merupakan salah satu Special Mission Vehicle (SMV) alias kendaraan pelaksana misi khusus Kementerian Keuangan yang memiliki banyak program pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah desa devisa.

Desa devisa merupakaan program pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Desa devisa telah diinisiasi oleh LPEI sejak 2019, dan menargetkan untuk mengembangkan 5000 desa devisa hingga tahun 2024.

Pada akhir Januari 2024, LPEI dan Pemprov Jawa Timur telah membentuk tiga cluster baru Desa Devisa di Bojonegoro dan Gresik dengan fokus pada produk kerajinan home decor, produk rotan, dan kerupuk.

LPEI akan memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada 640 perajin dari 22 desa di Bojonegoro dan Gresik, yang tergabung dalam tiga cluster Desa Devisa.

Program pendampingan Desa Devisa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas akses pasar ekspor, sehingga mampu mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di desa tersebut.