UMKM Masih Takut Digitalisasi Pembayaran
JAKARTA—Transformasi digital terus digaungka. Bahkan, belum lama ini, perusahaan raksasa Google mengaku mendukung transformasi digital dengan menghadirkan Google Cloud Platform (GCP) di Jakarta. Salah satu bentuk transformasi tersebut adalah digitalisasi sistem pembayaran bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Chief Operations Officer Xendit Tessa Wijaya mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan program untuk percepatan digital. Dia menyebutkan […]
Industri
JAKARTA—Transformasi digital terus digaungka. Bahkan, belum lama ini, perusahaan raksasa Google mengaku mendukung transformasi digital dengan menghadirkan Google Cloud Platform (GCP) di Jakarta.
Salah satu bentuk transformasi tersebut adalah digitalisasi sistem pembayaran bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Chief Operations Officer Xendit Tessa Wijaya mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan program untuk percepatan digital. Dia menyebutkan bahwa selama masa pandemi, banyak UMKM yang mulai tertarik dengan transaksi secara daring.
“Contohnya mengadakan event-event untuk sosialisasi UMKM agar mereka dapat go online lebih cepat,” terang Tessa dalam diskusi daring yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) di Jakarta, Selasa 30 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Co-Founder Xendit ini juga menyadari, kendati tertarik dengan digitalisasi, pelaku UMKM menghadapi kendala terkait dengan pemahanan digital. Oleh karena itu, perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) penyedia infrastruktur pembayaran ini perlu mengadakan program edukasi.
“Mungkin mereka semua ingin go-online, tapi kurang paham caranya bagaimana. Jadi, menurut kami penting sekali untuk mengadakan event-event tersebut,” lanjut dia.
Di samping itu, Tessa mengaku bahwa tidak sedikit masyarakat Indonesia yang sudah memahami teknologi digital. Namun, dia memaparkan, terdapat dua tipe pelaku UMKM. Pertama, pelaku UMKM yang sudah familiar dengan teknologi digital, sedangkan yang lainnya, pelaku UMKM yang masih belum memahami teknologi digital.
“Masyarakat sudah siap go-digital. Hanya saja, seperti yang saya bilang tadi, education. Banyak sekali UMKM yg merasa kalau go-online aman apa enggak, ya,” papar dia.
Proteksi Transaksi UMKM
Tessa juga menegaskan bahwa data transaksi dari UMKM selaku merchant dalam sistem payment gateway terproteksi. Menurut dia, data-data transaksi belum tentu dapat diakses oleh pihak penyelenggaran payment gateway tersebut.
“Mungkin mereka (penyedia payment gateway) bisa mencari informasi dari satu transaksi, tapi tidak bisa melihat semuanya. Jadi, UMKM tidak perlu takut bahwa data disalahgunakan,” tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki juga menekankan, perlunya UMKM terintegrasi dengan pembayaran digital.
“Ketika kita bicara digitalisasi, ini penting juga terintegrasi dengan pembayaran digital atau digital payment. Jadi, sekarang ini kami akan terus mendorong UMKM karena akan ada perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih berbelanja secara online,” ujar dia.
Teten menambahkan, yang penting dalam digitalisasi ini adalah terintegrasinya ekosistem digital dengan pembayaran digital.