European Union
Ekonomi Global

Uni Eropa Berang Bank Wilayahnya Masih Cari Duit Di Rusia

  • Bank Eropa hilang kesabaran mendapati sejumlah perusahaan perbankan asal wilayahnya masih beroperasi di Rusia.

Ekonomi Global

Rizky C. Septania

BRUSSEL- Bank Eropa hilang kesabaran mendapati sejumlah perusahaan perbankan asal wilayahnya masih beroperasi di Rusia. Salah satu petinggi Bank Sentral Eropa (ECB)bahkan secara terbuka menekan pemberi pinjaman untuk keluar dari wilayah Rusia.

"Saya pikir penting bahwa bank tetap sangat fokus untuk mengurangi eksposur mereka lebih lanjut dan, idealnya, keluar dari pasar secepat mungkin," kata kepala pengawas ECB, Andrea Enria pada Konferensi Keuangan Eropa dikutip TrenAsia.com dari Insider Sabtu, 17 Juni 2023.

Enria menambahkan bahwa keluarnya industri perbankan Eropa dari Rusia sebagai hal yang tak hanya terpuji. Namun juga menaikkan reputasi perbankan tersebut karena adanya risiko yang sangat besar ketika masih beroperasi di Negeri Beruang Merah.

"Ekonomi yang bergeser ke arah mencoba membatasi dampak sanksi dan mendukung upaya perang,” tambah Enria.

Tak disebutkan berapa jumlah Bank Eropa yang masih beroperasi di Rusia. Namun menurut laporan Financial Times Januari lalu, hanya ada setidaknya 45 Bank Eropa dengan anak perusahaannya di Rusia yang berhasil keluar.

Bisnis di Rusia Masih Menguntungkan

Tekanan Enria pada Bank Eropa untuk segera keluar dari Rusia bukan tanpa dasar. Sebagaimana dilaporkan dalam beberapa pemberitaan, beberapa perusahaan Barat dengan bisnis di Rusia masih beroperasi secara menguntungkan di negara itu.

Hal ini terjadi lebih dari setahun setelah invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan, setelah sanksi diterapkan pada Rusia sekalipun.

Mengutip Insider, 100 perusahaan Barat teratas yang tetap berada di Rusia menghasilkan begitu banyak uang sehingga mereka menyumbang hampir 288 miliar rubel dalam pajak perusahaan pada tahun 2022.

Secara khusus, Raiffeisen Bank Austria hampir melipatgandakan laba bersihnya menjadi 141 miliar rubel. Kini, Raiffeisen Bank sedang mencoba untuk melepaskan operasinya di Rusia meski sulit untuk putus.

Keluar Berjemaah

Lebih dari setahun setelah Rusia menginvasi Ukraina, hanya 526 perusahaan yang telah memutuskan hubungan dengan negara tersebut.

Jumlah tersebut masih kurang dari 1.000 perusahaan mengumumkan bahwa mereka secara sukarela mengurangi operasi hanya dua bulan setelah perang Ukraina dimulai.

Namun, ketidakmampuan perusahaan Barat untuk keluar dari Rusia bukan karena kurang berusaha. Mengutip laporan Financial Times, lebih dari 2.000 perusahaan meminta persetujuan untuk keluar dari pasar Rusia. Namun, kemajuannya lambat  karena penundaan logistik.

Bahkan Enria dari ECB mengakui sulit bagi bank asing untuk keluar dari Rusia dengan cepat.

"Otoritas Rusia memberi banyak tekanan pada bank dan menempatkan hambatan di jalan mereka untuk mencegah mereka melakukan itu," kata Enria.