Uni Eropa Desak Jerman Tak Lagi Gunakan Huawei
- Uni Eropa mendesak Jerman untuk mengurangi penggunaan perangkat huawei dalam mebangun jaringan 5G di negaranya.
Industri
BERLIN- Uni Eropa mendesak Jerman untuk mengurangi penggunaan perangkat Huawei dalam mebangun jaringan 5G di negaranya. Hal ini diungkapkan oleh Brussel, Markas besar Uni Eropa sesaat setelah Jerman menjalin pembicaraan dengan China.
Uni Eropa menilai Jerman lamban dalam menerapkan langkah-langkah keamanan UE untuk jaringan 5G yang disepakati tiga tahun lalu untuk mengekang penggunaan vendor berisiko tinggi seperti Huawei. Huawei yang merupakan perusahaan asal China diboikot Barat karena kekhawatiran tentang kemungkinan sabotase atau spionase.
Terkait hal tersebut, Pejabat UE kemungkinan akan memanggil Jerman dan beberapa negara lain untuk kemajuan yang tidak memadai ketika mereka menyajikan tinjauan toolbox 5G kedua dalam beberapa hari mendatang. Kemungkinan, pemanggilan akan dilakukan pada Jumat pekan ini.
Dalam pemanggilan yang dilakukan, UE juga akan akan mengkritik operator telekomunikasi seperti Deutsche Telekom karena masih bekerjasama dengan Huawei.
- Mantap! Bank Mandiri Sabet Gelar Bank BUMN Nomor Wahid versi Forbes
- Admiral Nakhimov, Menunggu Kembalinya Monster Laut Rusia
- China Tegur AS Lewat Telpon Jelang Kedatangan Menteri Luar Negerinya ke Beijing
Bantahan Huawei
Seorang juru bicara Eropa untuk Huawei membantah keras peralatannya dapat digunakan untuk memata-matai atau sabotase oleh Beijing. Perusahaan mengatakan pihaknya tidak mengetahui isi laporan tersebut.
Selama 20 tahun beroperasi di Eropa, tidak ada catatan perusahaan yang menunjukkan kebocoran apapun dalam peralatannya.
Jika Jerman memperkuat pendiriannya untuk mengurangi penggunaan Huawei, itu akan menjadi pukulan besar bagi Huawei mengingat negara tersebut adalah ekonomi terbesar di Eropa. Krena itu, ada kemungkinan bahwa negara lain akan mengikuti langkah yang dilakukan Jerman.
Aksi tersebut juga dapat mengirim sinyal ke China bahwa Jerman semakin serius memprioritaskan keamanan di atas kepentingan ekonomi dan bukan merupakan mata rantai yang lemah di Eropa karena perdagangannya yang besar dengan negara adidaya Asia yang sedang meningkat.
"Ini akan menjadi paku di peti mati Huawei di Eropa," kata Paolo Pescatore, seorang analis di PP Foresight sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters Jumat, 14 Juni 2023.
Masalah ini kemungkinan akan menjadi poin penting dalam konsultasi pemerintah China-Jerman yang diharapkan berlangsung pada 20 Juni. China telah meminta Huawei menjadi salah satu poin utama dalam agenda.
"Di pihak China, mereka jelas masih melihat ini sebagai area di mana ada ruang untuk bermanuver," kata Andrew Small, penulis "No Limits: the Inside Story of China's War with the West".
Kiprah Huawei di Benua Biru
Beberapa dekade terakhir, penyedia telekomunikasi di dunia beralih menggunakan peralatan Huawei. Hal ini dikarenakanperusahaan China itumemasok peralatan yang lebih murah, tetapi sebagus Nokia Finlandia dan Ericsson Swedia.
Namun, Barat semakin bergerak untuk membatasi penggunaan Huawei khususnya dalam 5G dengan alasan keamanan. menanggapi tudingan itu, Huawei dan pemerintah China menolak klaim yang dilemparkan. Mereka dengan mengatakan bahwa pembatasan tersebut adalah langkah proteksionis untuk mendukung saingan non-China.
Berlin sendiri pada pada tahun 2021 mengesahkan undang-undang yang menetapkan rintangan tinggi bagi pembuat peralatan telekomunikasi untuk "komponen penting" jaringan 5G. Namun, dalam penerapan undang-undang itu, mereka mendefinisikannya secara sempit dibandingkan dengan negara lain dan tidak mempertimbangkan peralatan yang sudah terpasang.
Sebagai jawaban atas pertanyaan parlemen dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Jerman mengakui tidak mengetahui berapa persen peralatan Huawei yang sudah dibangun ke dalam jaringan 5G. Selain itu, tak disebutkan pula apakah peralatan yang sudah terpasang dapat menimbulkan risiko keamanan.
Pada Maret, Berlin mengumumkan peninjauan pemasok telekomunikasi untuk menentukan hal ini, yang diperkirakan akan selesai musim panas ini.
"Masalahnya adalah kami tidak benar-benar tahu apa yang dilakukan perusahaan dan apakah Huawei telah dibangun di sektor-sektor kritis," kata seorang pejabat pemerintah.
Pemerintah Jerman mengatakan bahwa pihaknya harus mempertimbangkan perkembangan teknis terkait potensi risiko.
Beratkan Perusahaan Telekomunikasi
Sebuah sumber pemerintah mengatakan peninjauan akan menentukan apakah pemerintah perlu menerapkan undang-undang keamanan TI secara lebih ketat. Pasalnya, hal ini diperkirakan akan menelan biaya miliaran euro untuk merobek dan mengganti peralatan Huawei di negara-negara Eropa.
Selain itu, penggantian perangkat juga disinyalir berpotensi membebani perusahaan telekomunikasi yang sudah memiliki hutang besar.
Di AS, regulator telekomunikasi mengatakan bahwa perusahaan telah meminta US$5,6 miliar bantuan untuk mengganti peralatan China.