<p>Presiden Rusia Vladimir Putin/TASS</p>
Dunia

Uni Eropa Mulai Tutup Celah Sanksi, Ekonomi Rusia Diprediksi Makin Tertekan

  • Ekonomi Rusia diprediksi akan terus mengalami tekanan. Hal ini terjadi lantaran Uni Eropa tengah berupaya menutup celah sanksi.

Dunia

Rizky C. Septania

MOSKOW - Ekonomi Rusia diprediksi akan terus mengalami tekanan. Hal ini terjadi lantaran Uni Eropa tengah berupaya menutup celah sanksi.

Mengutip Insider Senin, 2 Mei 2023, saat ini pejabat Uni Eropa dilabarkan tengah berdiskusi mengenai langkah baru yang akan diterapkan untuk menghukum negara yang kembali melakukan ekspor  produk yang dilarang ke Rusia.

Dalam rencana yang disusun, Uni Eropa akan memiliki kekuatan baru untuk membatasi produk tertentu dari negara partisipan dalam melakukan perdagangan pada Rusia.

Di bawah mekanisme tersebut, negara-negara yang berpartisipasi dalam uni eropa akan diberi peringatan setelah ketahuan melakukan perdagangan terlarang dengan Rusia. Setelah itu mereka akan menjadi sasaran kontrol ekspor.

Meski begitu, beberapa anggota UE khawatir dengan sanksi yang diusulkan. Mengutip risiko hubungan geopolitik sementara, inancial Times melaporkan bahwa legalitas mekanisme juga perlu ditinjau.

"Bagaimana Anda menghindari efek samping yang tidak diinginkan dari mendorong negara-negara tertentu ke arah yang berbeda ke tempat yang Anda inginkan? Anda harus sangat berhati-hati dalam menggunakan wortel dan tongkat," kata seorang diplomat yang tak disebut namanya.

Ia menambahkan jika hal ini diterapkan, langkah tersebut tentunya akan menambah tekanan ekstra pada ekonomi Rusia. Padahal, saat ini Rusia tengah dijatuhi sanksi dan tertekan atas ekspor minyaknya.

Belakangan diketahui, UE telah mencoba membujuk negara-negara di Asia Tengah serta Turki dan UEA untuk lebih keras pada upaya Rusia untuk menghindari sanksi.

Sementara itu, AS telah mendesak G7 untuk menerapkan larangan ekspor menyeluruh terhadap Rusia mengingat adanya celah. Anggota lain belum bergabung dengan panggilan tersebut. Namun, seluruh anggota tampaknya menunjukkan kesediaan untuk menangani masalah ekspor ulang dalam pertemuan G7 mendatang.

Sekadar informasi, mengutip statistik resmi dari Rusia, ekonomi Negeri Beruang Merah terbukti jauh lebih tangguh dalam menghadapi sanksi Barat dari yang diharapkan.

Tetapi tanda-tanda lain menunjukkan kekurangan pekerja karena perang di Ukraina menambah tekanan pada angkatan kerja. Pandangan redup lainnya tentang prospek ekonomi Rusia juga menumpuk akhir-akhir ini.

Ekonom Rusia sekaligus profesor Universitas Chicago Konstantin Sonin mengatakan bahwa Perekonomian Rusia menjadi semakin primitif karena perangnya di Ukraina berlarut-larut, dan dampaknya dapat mendorongnya ke jalur yang sama yang dialami Uni Soviet tiga dekade lalu.

Beberapa waktu lalu, penasihat bank sentral Finlandia mengatakan  Rusia sedang mengalami de-Industrialisasi  karena sanksi Barat dan perang lanjutannya di Ukraina membebani pertumbuhan ekonomi jangka panjang.