Uni Eropa Negosiasi Ulang Perdagangan dengan China
- Data bea cukai China menunjukkan defisit perdagangan Uni Eropa dengan China melebar menjadi U$276,6 miliar pada tahun 2022 dari U$208,4 miliar tahun sebelumnya.
Dunia
JAKARTA - Uni Eropa tidak berniat memutuskan hubungan dengan China meskipun blok ini mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap negara tersebut.
Kepala perdagangan Uni Eropa mendorong China menyusun langah untuk membantu mengurangi persepsi risiko yang dikhawatirkan Uni Eropa. Dilansir dari Reuters, Sebnin 25 September 2023, Uni Eropa telah lama mengeluhkan kurangnya kesetaraan dalam berbisnis di China dan politisasi lingkungan bisnis.
Kekhawatiran ini semakin meningkat setelah Beijing memperkuat hubungannya dengan Moskow di tengah perang di Ukraina. Keterkaitan ekonomi Eropa dengan China sejauh ini sangat kuat.
"China dapat melakukan banyak hal untuk membantu mengurangi persepsi risiko kami,” kata Komisaris Perdagangan Valdis Dombrovskis dalam pidatonya di Universitas Tsinghua di Beijing.
- Menelusuri Keindahan Alam Arkansas: Geografi dan Lanskap Negara Bagian
- Simak Profil Barito Renewables Energy yang Mau IPO
- Ahli: Hubungan Anda Bisa Berubah Toxic Jika Penanganan Konfliknya Seperti Ini
China diketahui mengumumkan undang-undang baru tahun ini, termasuk undang-undang hubungan luar negeri yang memperingatkan terhadap Tindakan yang merugikan kepentingan nasional China.
Ada pula undang-undang anti-spionase yang melarang transfer informasi yang terkait dengan keamanan nasional tanpa spesifikasi tertentu. Hal inni meningkatkan risiko kepatuhan bagi perusahaan-perusahaan asing. “Ambiguitas mereka memungkinkan terlalu banyak ruang untuk interpretasi,” kata Dombrovskis.
“Hal ini berarti perusahaan-perusahaan Eropa kesulitan memahami kewajiban kepatuhan mereka—faktor yang secara signifikan mengurangi kepercayaan bisnis dan menghalangi investasi baru di China.”
Dombrovskis bakal mengungkapkan kekhawatirannya kepada Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, dalam dialog ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi di Beijing pada hari Senin.
Pihaknya bakal kembbali menyampaikan ketidakpuasan Uni Eropa terkait ketidakseimbangan perdagangan. Data bea cukai China menunjukkan defisit perdagangan Uni Eropa dengan China melebar menjadi U$276,6 miliar pada tahun 2022 dari U$208,4 miliar tahun sebelumnya.
Pada saat yang sama, China akan mendesak Dombrovskis menjelaskan strategi pengurangan risiko Uni Eropa. “Strategi kami bukan bersifat proteksionis dan tidak memilih negara tertentu,” kata Dombrovskis.
- Pertama di Asia Tenggara, Semen Indonesia Operasikan Fasilitas Penjaga Ozon
- Crazy Rich Surabaya Menang Gugatan Rp1 Triliun Usai MA Tolak PK Antam
- Anak Usaha Waskita Karya Dapat Restrukturisasi Utang Rp112 Miliar dari Bank BJB
Sama seperti Eropa mulai menjauh dari minyak, gas, dan batu bara Rusia, Uni Eropa sedang mengevaluasi ketergantungannya pada China untuk beberapa bahan baku dan komponen, serta faktor-faktor yang mendorong daya saing beberapa produk China di pasar Eropa.
Baru-baru ini, Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka akan menyelidiki apakah harus memberlakukan tarif untuk melindungi produsen Eropa dari “banjir” impor mobil listrik China yang lebih murah yang mereka klaim mendapat manfaat dari subsidi negara.
Uni Eropa mengatakan bahwa mereka terbuka untuk persaingan, termasuk dalam sektor mobil listrik. Namun kompetisi tersebut harus adil. China telah mengritik penyelidikan ini sebagai tindakan proteksionis.
“Uni Eropa telah berulang kali menjamin pihak China bahwa pengurangan risiko tidak berarti pemutusan hubungan,” tulis tabloid nasionalis China, Global Times, dalam sebuah editorial.
“Kami yakin mereka tulus mengatakan ini. Namun, kami tidak dapat menerima dan sangat menentang penggunaan proteksionisme perdagangan untuk mengurangi risiko,” kata Global Times.