Unit Link Masih Bikin Waswas, Investasi di Asuransi Dwiguna Kini Semakin Diminati
- Berdasarkan data per September 2024, lini usaha asuransi jiwa dengan kontribusi terbesar kini dipegang oleh produk asuransi dwiguna, yang mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp41,66 triliun atau sekitar 30,72% dari total premi.
IKNB
JAKARTA – Industri asuransi mulai mengedepankan produk asuransi dwiguna yang menawarkan investasi lebih stabil ketimbang produk unit link yang saat ini masih menimbulkan rasa was-was karena kondisi perekonomian global yang tengah tidak menentu.
AXA Mandiri adalah salah satu perusahaan asuransi yang memperkuat fokusnya pada produk asuransi dwiguna yang semakin diminati oleh pelanggan. Produk ini diyakini mampu memberikan jaminan yang lebih pasti bagi para nasabah, terutama di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu dan fluktuasi harga saham yang sering terjadi.
Dominasi Produk Asuransi Dwiguna di Industri Asuransi Jiwa
Dalam industri asuransi jiwa, produk dwiguna kini semakin mendominasi, menggeser popularitas produk unit link yang sebelumnya cukup diminati.
Joshua mengungkapkan bahwa permintaan masyarakat terhadap produk dwiguna semakin meningkat seiring dengan perubahan selera risiko yang cenderung mengutamakan stabilitas dan kepastian manfaat.
“Orang-orang sekarang lebih mencari produk yang memberikan kepastian dibandingkan dengan fluktuasi nilai investasi yang tidak menentu seperti pada unit link,” ujar Joshua saat ditemui di AXA Tower, Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Produk dwiguna dikenal memberikan manfaat pasti tanpa dipengaruhi oleh kondisi pasar saham. Keberadaan produk ini dianggap lebih stabil dan menarik bagi masyarakat yang menginginkan hasil tetap tanpa terpengaruh kondisi pasar yang naik turun.
Joshua menekankan, “Masyarakat kini cenderung lebih memilih produk yang manfaatnya jelas dan pasti. Hal ini membuat dwiguna menjadi pilihan yang populer di industri, termasuk di AXA Mandiri.”
Joshua menambahkan bahwa meski kontribusi produk dwiguna meningkat, penurunan unit link di AXA Mandiri tidak sebesar di industri secara umum, mencerminkan kesiapan AXA Mandiri dalam mematuhi regulasi dan menjaga kepuasan nasabah.
- Peran Tom Lembong Selamatkan BCA dari Krismon
- Tanpa Hentikan Impor Ilegal, Revisi Permendag 8 Tak Akan Ubah Nasib Sritex
- Adaro Siap Bagikan Dividen Tambahan Hingga Rp41 Triliun, Kabar Baik Bagi Investor
Kebijakan SEOJK 5 dan Penurunan Unit Link
Produk unit link sempat menjadi primadona di industri asuransi jiwa, namun kini mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Joshua menyebutkan bahwa penurunan tersebut dipengaruhi oleh pemberlakuan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) yang mulai efektif pada Maret 2023. “SEOJK Nomor 5 ini dibuat agar penjualan produk unit link lebih teratur, mulai dari penawaran hingga pasca-penjualan. Ini untuk memastikan tidak ada mis-selling yang bisa merugikan nasabah,” jelasnya.
Peraturan SEOJK mengharuskan perusahaan asuransi untuk memastikan semua tahapan mulai dari penawaran, proses penjualan, hingga pelayanan pasca-penjualan dijalankan dengan ketat dan sesuai prosedur.
AXA Mandiri sendiri telah beradaptasi dengan kebijakan ini melalui pembenahan sistem, infrastruktur, hingga proses recording yang sesuai dengan regulasi.
“Dengan aturan yang semakin ketat, kami melihat bahwa penjualan unit link di AXA Mandiri lebih stabil dibandingkan dengan industri secara umum. Meskipun turun, kami mampu menjaga stabilitas penjualan lebih baik dibandingkan dengan industri lainnya,” ujar Joshua.
Menurut data yang dibagikan Joshua, secara keseluruhan industri asuransi jiwa mengalami penurunan penjualan unit link sebesar 22% pada kuartal ketiga tahun ini. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global serta regulasi yang semakin ketat.
Meningkatnya Kebutuhan akan Produk dengan Kepastian Manfaat
Selera pasar yang berubah menuju produk dengan manfaat yang pasti semakin mendorong peningkatan popularitas asuransi dwiguna.
Produk dwiguna memberikan kepastian pembayaran dan manfaat yang tetap, membuat nasabah tidak perlu khawatir dengan perubahan kondisi pasar. Joshua mengungkapkan bahwa keinginan pelanggan untuk memiliki produk yang tidak bergantung pada fluktuasi pasar semakin kuat, terlebih dengan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih bergejolak.
Baca Juga: Update Soal Asuransi Bermasalah: Wanaartha Life, Kresna Life, Jiwasraya, dan AJBB
“Di tengah ketidakpastian ini, banyak orang yang lebih memilih kepastian dalam asuransi mereka. Dengan produk dwiguna, nasabah akan lebih tenang karena mereka tahu persis berapa nilai manfaat yang akan diterima,” ujarnya. AXA Mandiri melihat bahwa pergeseran minat ini tidak hanya terjadi di perusahaan mereka, tetapi juga di industri asuransi secara keseluruhan.
Joshua juga menambahkan, “Unit link, sebagai produk yang terkait investasi, mengalami tantangan tersendiri karena fluktuasi harga saham. Orang-orang saat ini cenderung was-was melihat IHSG yang turun, sehingga mereka lebih memilih produk yang manfaatnya lebih terjamin.”
Prospek Unit Link dan Sentimen Positif-Negatif di Tahun Mendatang
Menilik prospek produk unit link di masa depan, Joshua melihat adanya kemungkinan yang relatif stabil, dengan perkembangan yang bergantung pada kondisi ekonomi dan pasar investasi.
“Prospek unit link menurut saya akan relatif datar, tergantung dari perkembangan harga saham dan obligasi. Saat ini, banyak orang yang masih wait and see,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global yang masih tidak stabil dan beberapa faktor eksternal, seperti konflik internasional, menjadi alasan utama masyarakat menunda keputusan investasi.
“Banyak orang memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan lebih lanjut sebelum melakukan investasi besar, khususnya yang terkait dengan asuransi dan investasi,” imbuhnya.
AXA Mandiri telah merespons situasi ini dengan meluncurkan produk baru yang lebih stabil, seperti Asuransi Masa Depan Sejahtera (MDS).
Produk ini menawarkan manfaat yang tetap dan tidak terpengaruh oleh indeks harga saham atau kondisi ekonomi lainnya, memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam merencanakan masa depan pendidikan anak.
- Arcandra Tahar: Kebutuhan Minyak Dunia akan Terus Meningkat, Konsumsi Batu Bara Tetap Dominan
- Jadi Kepala Danantara, Inilah Profil Muliaman Hadad
- Petani Sukabumi Alih Profesi Jadi Konten Kreator, Program Pemerintah Gagal?
Menghadapi Tantangan dengan Inovasi Produk Asuransi Pendidikan yang Stabil
Untuk menghadapi tantangan di industri asuransi jiwa, AXA Mandiri berupaya mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama yang menginginkan kepastian dalam merencanakan keuangan. “Kami percaya bahwa produk yang menawarkan kepastian manfaat adalah pilihan yang bijak di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini,” tutur Joshua.
AXA Mandiri akan terus berinovasi dengan berbagai produk yang mengedepankan kepastian, salah satunya melalui produk asuransi pendidikan yang menjadi fokus utama perusahaan.
“Kami berharap dapat membantu masyarakat lebih banyak untuk merencanakan masa depan pendidikan anak-anak mereka tanpa khawatir akan fluktuasi nilai investasi,” pungkas Joshua.
Dengan strategi ini, AXA Mandiri optimis mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan asuransi pendidikan yang stabil dan memberikan perlindungan yang dapat diandalkan bagi masa depan anak-anak mereka.
Pergeseran Unit Link di Industri Asuransi Jiwa
Untuk diketahui, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa setelah adanya koreksi pada produk unit link, terjadi perubahan dalam penyumbang utama premi di sektor asuransi jiwa.
Berdasarkan data per September 2024, lini usaha asuransi jiwa dengan kontribusi terbesar kini dipegang oleh produk asuransi dwiguna, yang mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp41,66 triliun atau sekitar 30,72% dari total premi.
“Baru diikuti oleh PAYDI dengan pendapatan premi sebesar Rp37,21 triliun atau 27,43% dari total premi,” ujar Ogi melalui jawaban tertulis, dikutip Rabu, 6 November 2024.