untr.png
Korporasi

United Tractors (UNTR) Tergetkan Penjualan Alat Berat Naik 5.500 Unit pada 2022

  • PT United Tractors Tbk (UNTR) berencana menambahkan target penjualan dari sisi alat berat menjadi 5.500 unit dari sebelumnya diangka 4.800 unit pada 2021.

Korporasi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR) berencana menambahkan target penjualan dari sisi alat berat menjadi 5.500 unit dari sebelumnya di angka 4.800 unit pada 2021.

Direktur UNTR Iwan Hadiantoro menyebutkan untuk 2022, perseroan menargetkan penjualan alat berat Komatsu menjadi 5.500 unit. Lalu ada sebanyak 1.000 unit alat berat rencananya akan dijual ke sektor pertambangan.

“Hal ini didorong oleh bagusnya harga komoditas, jadi memang penjualan kami tergiring naik secara cepat. Kalau kita turuti permintaan kuantitasnya bisa bertambah. Tapi kami mempertimbangkan dan akhirnya terjadilah angka menuju 5.500 unit,” kata Iwan dalam Public Expose Senin, 12 September 2022.

Berdasarkan paparan data dari perseroan, penjualan alat berat terbanyak sepanjang 5 tahun terjadi pada 2018 yang mencapai 4.879 unit. Adapun sebaran rincian penjualan ada 10% terjual ke sektor kehutanan, 24% ke sektor konstruksi, 15% sektor perkebunan dan paling banyak terjual ke sektor pertambangan dengan raih-an sebanyak 51%.

Sementara penjualan alat berat per Juli 2022, naik sebesar 117% menjadi 3.399 unit, dibandingkan periode yang sama 2021 sebesar 1.564 unit.

Hingga semester I-2022, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 36% menjadi Rp4,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 86% menjadi Rp17,4 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021.

Sepanjang semester pertama-2022, perseroan membukukan pendapatan bersih menjadi Rp60,4 triliun atau naik sebesar 62% dari sebelumnya Rp37,3 triliun pada periode yang sama 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 129% menjadi Rp10,4 triliun dari sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun.