PT United Tractors (UNTR) siap membagikan dividen final tahun buku 2023 senilai Rp5,7 triliun. Nantinya, setiap pemegang saham bakal menerima cuan Rp1.569 per saham.
Korporasi

UNTR Buka-bukaan Soal Eksplorasi Tambang Emas dan Batu Bara

  • PT United Tractors Tbk (UNTR) telah melaporkan kegiatan eksplorasi tambang emas dan batu bara yang tengah dilakukan oleh anak usahanya, yaitu PT Agincourt Resources, PT Asmin Bara Bonang, dan PT Suprabari Mapanindo Mineral.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR) melaporkan kegiatan eksplorasi tambang emas dan batu bara yang tengah dilakukan oleh anak usahanya, yaitu PT Agincourt Resources, PT Asmin Bara Bonang, dan PT Suprabari Mapanindo Mineral.

Dalam penjelasannya, manajemen UNTR menyebutkan bahwa Agincourt Resources (AR) memegang kontrak karya untuk eksplorasi mineral emas dan perak. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) memiliki kepemilikan sebesar 95% saham di AR.

“Perseroan melakukan pelaporan kegiatan eksplorasi AR periode April 2024 sampai dengan Juni 2024 untuk mengikuti ketentuan peraturan BEI,” jelas manajemen United Tractors dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis, 11 Juni 2024. 

Adapun total biaya kegiatan eksplorasi oleh AR untuk periode April 2024 sampai Juni 2024 mencapai US$1,06 juta atau sekitar Rp17,4 miliar. Eksplorasi ini dilakukan di daerah Sibolga, Sumatra Utara. 

Selama periode tersebut, AR melaporkan detail pengeboran sebagai berikut: April 2024 mencapai total kedalaman 3,557 meter, Mei 2024 mencapai total kedalaman 3,763 meter, dan Juni 2024 mencapai total kedalaman 3,380 meter. AR melakukan kegiatan eksplorasi ini dengan bantuan beberapa subkontraktor.

Di sisi lain, PT Asmin Bara Bonang (ABB) memiliki perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara, dimana PT Tuah Turangga Agung memiliki kepemilikan sebesar 75,4%, PT Andalan Teguh Berjaya sebesar 15,4%, dan PT Mandira Sanni Pratama sebesar 9,2%. 

Adapun, biaya total eksplorasi ABB untuk periode April 2024 hingga Juni 2024 mencapai Rp1,95 miliar. Kegiatan eksplorasi dilakukan di Desa Baronang, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Sementara itu, PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM) memiliki perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara dengan komposisi kepemilikan sebesar 80,1% dimiliki oleh UNTR.

Adapun total biaya eksplorasi SMM untuk periode April 2024 hingga Juni 2024 adalah sebesar Rp2,84 miliar. Kegiatan eksplorasi dilakukan di Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah. 

Nah, pada April 2024, SMM melaksanakan pengeboran dengan jumlah 4 titik dan beragam tingkat kedalaman. SMM juga melibatkan beberapa subkontraktor dalam pelaksanaan kegiatan eksplorasi ini.

Rekomendasi Saham

Analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, mengatakan UNTR dapat memperoleh manfaat dari penguatan Dollar terhadap Rupiah. Dalam risetnya yang dikutip pada 9 Juli 2024, Yoga menyebutkan bahwa berdasarkan analisis sensitivitas, setiap pelemahan Rupiah sebesar 1% akan meningkatkan laba bersih perseroan sebesar 1,6%.

Dari sisi kinerja, Yoga mencatat bahwa UNTR berhasil mencapai target penjualan alat berat hingga Mei 2024, meskipun terjadi penurunan 34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penjualan alat berat UNTR mencapai 1.757 unit, di mana sektor pertambangan memberikan kontribusi 64%, mencerminkan 44% dari target tahun ini sebesar 4.000 unit alat berat.

Sucor Sekuritas juga mencatat bahwa volume overburden dalam bisnis penambangan batu bara UNTR meningkat 15,6% menjadi 490,9 juta ton, setara dengan 52% dari target tahun ini. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang meningkat dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Di segmen penambangan emas, UNTR mencatatkan pertumbuhan volume penjualan menjadi 18 koz pada Mei 2024. Perusahaan berencana meningkatkan volume penjualan emas menjadi 235 koz tahun ini dan 300 koz tahun depan, didukung oleh kenaikan harga jual emas global.

Berbagai faktor ini mendorong Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham UNTR dengan target harga Rp27.750 per saham, yang juga mempertimbangkan arus kas perusahaan yang kuat.