UNTR Siapkan Strategi Ambisius 2025 Fokus pada Sektor Ini, Bagaimana Prospeknya?
- Melalui anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA), UNTR membidik pertumbuhan produksi batu bara sebesar 2-3% secara tahunan pada 2025.
Korporasi
JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara PT United Tractors Tbk (UNTR) tengah menjadi perhatian di tengah volatilitas harga komoditas, terutama dengan target penjualan alat berat yang cukup ambisius. Untuk 2025, langkah diverfikasinya ini menargetkan penjualan 4.600 unit alat berat.
Angka tersebut lebih tinggi dari target tahun 2024 yang sebesar 4.300 unit. Adapun penjualan alat berat besar, seperti Komatsu, tetap menjadi andalan UNTR dengan target 1.500 unit pada 2025, sedikit lebih tinggi dari 1.450 unit pada 2024.
Sementara itu, di segmen jasa pertambangan, melalui anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA), UNTR membidik pertumbuhan produksi batu bara sebesar 2-3% secara tahunan pada 2025. PAMA tetap menjadi pemain dominan di pasar kontraktor batu bara Indonesia, dengan pangsa pasar sekitar 17%.
- Loyo di Akhir Pekan, IHSG Hari Ini 24 Januari 2025 Melemah 67 Poin
- Kementerian KKP Akui Ada 196 Kasus Pelanggaran Ruang Laut
- Kilau Harga Emas Jadi Berkah bagi Saham BRMS, MDKA, dan ANTM
Selain itu, segmen emas juga memberikan kontribusi positif bagi UNTR. Anak perusahaan lainnya, PT Agincourt Resources, menargetkan produksi gabungan dari dua tambangnya, yaitu Martabe dan Sumbawa (SJR), sebesar 240 ribu ons pada 2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan target produksi 235 ribu ons pada 2024.
Analisis dari Maybank Sekuritas Indonesia menyatakan bahwa UNTR masih menarik untuk dilihat, berkat diversifikasi bisnisnya yang mencakup alat berat, batu bara, dan emas. Maybank memperkirakan harga batu bara Newcastle akan tumbuh ke kisaran US$120-US$135 per ton pada 2024-2025.
Angka tersebut lebih tinggi diperkirakan di kisaran US$80-US$100 per ton pada 2024. “Ini dipandang sebagai peluang mengingat adanya potensi pemulihan permintaan batu bara global, yang turut dipengaruhi oleh dinamika geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina,” jelasnya dalam riset dikutip pada Jumat, 25 Januari 2025.
Selain itu, Maybank juga mencatat bahwa PAMA, anak perusahaan UNTR yang bergerak di sektor batu bara, diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan produksi yang stabil, dengan target kenaikan produksi sebesar 2-3% pada 2025.
Sementara itu, ekspansi dalam sektor emas juga dipandang positif, dengan peningkatan fasilitas tailings storage facility (TSF) di tambang Martabe yang dapat mendukung peningkatan produksi emas di Sumbawa, memberikan kontribusi signifikan bagi UNTR di sektor non-batu bara.
UNTR juga diharapkan dapat mencatatkan pertumbuhan penjualan alat berat berkat merek Komatsu yang terus diminati. Maybank Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham UNTR, dengan target harga berbasis Discounted Cash Flow (DCF) sebesar Rp31.500. Saat ini, harga saham UNTR berada di Rp25.650, setelah naik 0,79% pada 24 Januari 2025.
Meskipun memiliki prospek yang cerah berkat diversifikasi bisnisnya, UNTR tetap menghadapi tantangan dari fluktuasi harga komoditas yang dapat menekan margin perusahaan. Selain itu, perkembangan teknologi dalam industri pertambangan, seperti inovasi untuk memperpanjang masa pakai alat berat, dapat mempengaruhi penjualan alat berat. Namun, diversifikasi ke sektor non-batu bara dan peningkatan volume kontrak di masa depan menjadi faktor yang dapat mendongkrak kinerja UNTR ke depan.