Untuk Bayar Utang, Indofood CBP Milik Anthoni Salim Rilis Global Bonds Lagi
- Emiten konsumer milik konglomerat Anthoni Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan melakukan Penawaran Umum Obligasi Global kembali setelah sebelumnya menerbitkan Global Bonds US$1,75 miliar setara Rp24,68 triliun.
Korporasi
JAKARTA - Emiten konsumer milik konglomerat Anthoni Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan melakukan Penawaran Umum Obligasi Global kembali setelah sebelumnya menerbitkan Global Bonds US$1,75 miliar setara Rp24,68 triliun.
Rencana tersebut diungkapkan perseroan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 18 Oktober 2021.
"Perseroan sedang menjajaki rencana penawaran umum atas efek bersifat utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang akan ditawarkan kepada investor luar negeri," tulis Corporate Secretari ICBP Gideon A. Putro.
- Intip Indahnya Nepal Van Java di Kaki Gunung Sumbing Magelang
- Skill Penting! Simak Tips Mahir Bicara di Depan Umum
- Indonesia Rebut Piala Thomas, China Sabet Uber Cup
Meskipun demikian, perseroan belum membeberkan ketentuan detail mengenai aksi korporasi tersebut. Disebutkan, ICBP telah memperoleh hasil pemeringkatan Baa3 dari Moody's Investors Service dan dan BBB- dari Fitch Ratings.
Untuk menjajaki rencana tersebut, perseroan telah menunjuk sembilan joint bookrunners, yakni Deutsche Bank AG, UBS AG, BNI Securities Pte.Ltd, DBS Bank Ltd, Mandiri Securities Pte. Ltd, Mizuho Securities Pte. Ltd, Natixis Singapore Branch, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, dan SMBC Nikko Capital Markets Limited.
Perseroan menyebut tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional.
Bayar Utang
Pada Juni 2021, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) itu telah merilis gobal bonds senilai US$1,75 miliar. Surat utang ini diterbitkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) pada 9 Juni 2021.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi global tersebut setara dengan Rp24,68 triliun dengan menggunakan kurs per 31 Desember 2020, yakni Rp14.105 per dolar Amerika Serikat.
Rencananya, dana hasil emisi obligasi global tersebut akan digunakan perseroan untuk membiayai pembayaran dipercepat (prepayment) sebagian fasilitas pinjaman Pinehill Company Ltd. Jumlah pokok fasilitas pinjaman itu mencapai US$2,05 miliar dengan jangka waktu lima tahun.
“Dengan melakukan pembiayaan kembali (refinancing) fasilitas pinjaman Pinehill, maka perseroan akan mendapatkan rentang waktu yang cukup panjang dalam menyelesaikan kewajiban pembayarannya dan memitigasi risiko fluktuasi tingkat suku bunga,” tulis manajemen ICBP, Kamis, 10 Juni 2021.
- Harga CPO Rekor Tertinggi Sepanjang Masa tapi Harga Saham Emiten Sawit Belum Terbang
- 5 Konglomerat Pengusaha Properti Kaya Raya, dari Tommy Winata hingga Aguan
- 5 Pangeran Pewaris Takhta Para Konglomerat Terkaya di Indonesia
Konglomerat terkaya ke-6 di Indonesia Anthoni Salim lewat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mengakuisisi perusahaan mi instan di Timur Tengah dan Afrika dengan nilai US$2,99 miliar setara Rp44,2 triliun (kurs Rp14.785 per dolar Amerika Serikat).
Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A. Putro mengatakan telah terjadi penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake Limited pada 22 Mei 2020.
Transaksi yang sudah diungkapkan sejak 11 Februari 2020 ini sebelumnya menuai pro kontra lantaran pemilik Pinehill adalah Anthoni Salim, Direktur Utama Indofood CBP Sukses Makmur, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Akan tetapi, saham konsorsium Pinehill Corpora digenggam oleh Anthoni Salim secara tidak langsung sebesar 49%. Kerabat Anthoni Salim juga mengempit secara tidak langsung 8,3% saham Pinehill Corpora. Sisanya, sebanyak 42,7% saham Pinehill Corpora dimiliki pihak ketiga yang independen dan tidak terafiliasi.
Sebagai informasi, sepanjang semester I-2021, ICBP mencatat pertumbuhan penjualan 22% year-on-year (yoy). Berdasarkan laporan keuangan di BEI, penjualan ini tumbuh dari Rp23 triliun per semester I-2020 menjadi Rp28,1 triliun pada periode ini.
Kendati demikian, beban pokok penjualan ICBP ikut naik dari Rp14,7 triliun per semester I-2020 menjadi Rp17,7 triliun pada periode ini.
Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat turun 4,45% yoy menjadi Rp3,22 triliun. Pada periode yang sama 2020, jumlahnya tercatat sebesar Rp3,37 triliun.
Sepanjang paruh pertama tahun 2021, total liabilitas perseroan naik menjadi Rp54,3 triliun, dari Rp53,2 triliun per akhir 2020. Total ekuitas juga terungkit dari Rp50,3 triliun per Desember 2020 menjadi Rp53,6 triliun per Juni 2021.
Adapun kas dan setara kas ICBP sebesar Rp10,6 triliun, naik 24% dari Rp8,5 triliun per Desember 2020. Alhasil, total aset perseroan yang tercatat sebesar Rp24 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan Rp20,7 triliun per akhir 2020.