Ilustrasi ekonomi hijau
Ekonomi Global

Untuk Capai Target Nol Emisi Global 2050, Dibutuhkan Investasi Rp139 Kuadriliun Pertahun

  • Untuk diketahui, pada tahun 2015, negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan komitmennya di traktat internasional Paris Agreement untuk memitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Ekonomi Global
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengemukakan bahwa dibutuhkan investasi hingga US$9 triliun atau setara dengan Rp139,9 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.555 per-dolar Amerika Serikat (AS) pertahun untuk mencapai target nol emisi global pada tahun 2050. 

Untuk diketahui, pada tahun 2015, negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan komitmennya di traktat internasional Paris Agreement untuk memitigasi perubahan iklim dan pemanasan global. 

Paris Agreement tersebut menetapkan tujuan utama untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius untuk mengurangi dampak risiko perubahan iklim yang lebih parah. 

Disampaikan oleh Katarina, untuk mencapai target tersebut, emisi karbon di skala global harus berkurang secara konsisten sebesar 2,7% setiap tahunnya, dan untuk mengurangi emisi karbon di skala tersebut, dibutuhkan investasi sebesar Rp139 kuadriliun setiap tahun dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. 

“Investasi US$9 triliun pertahun dibutuhkan dalam 10 tahun ke depan untuk mencapai target Paris Agreement 2050,” kata Katarina dalam acara peluncuran Reksa Dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) Kelas A2 di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2024. 

Dalam rangka mendukung investasi untuk mencapai target Paris Agreement, MAMI pun meluncurkan Reksa Dana MAGET Kelas A2 

Produk ini dirancang khusus untuk nasabah PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) dan menawarkan konsep unik dengan fokus pada transisi global menuju era dekarbonisasi, yang didorong oleh upaya mitigasi terhadap dampak buruk perubahan iklim dan pemanasan global terhadap bumi.

Reksa dana ini merupakan produk saham offshore yang berdenominasi dalam dolar Amerika Serikat (AS), mengikuti prinsip syariah, dan menggunakan parameter Environmental, Social, and Governance (ESG). 

Kerja sama strategis dengan HSBC Indonesia sebagai mitra distribusi pertama menjadi langkah penting dalam memperkenalkan MAGET kepada nasabahnya.

Lanny Hendra, Direktur Wealth dan Personal Banking HSBC Indonesia, menyatakan antusiasme HSBC Indonesia sebagai mitra distribusi reksa dana ini. 

Dia menekankan komitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk dan layanan wealth management yang komprehensif dan beragam. 

Melalui cabang-cabang, internet banking HSBC Indonesia, dan aplikasi mobile banking HSBC, HSBC Indonesia berharap dapat memudahkan nasabahnya untuk berpartisipasi dalam investasi berkelanjutan.

“Kami berupaya untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk dan layanan wealth management yang komprehensif dan beragam, guna memenuhi kebutuhan nasabah kami di Indonesia pada setiap tahapan perjalanan finansial mereka,” kata Lanny pada acara peluncuran reksa dana MAGET A2 di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2024. 

Dalam kesempatan yang sama, Afifa, CEO & President Director MAMI, menjelaskan bahwa reksa dana MAGET tidak hanya memberikan kesempatan investasi, tetapi juga memberikan dukungan terhadap empat tema krusial dalam menjawab tantangan lingkungan hidup. Keempat tema tersebut mencakup pemanfaatan energi baru terbarukan, penggunaan material ramah lingkungan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya manusia, serta pencapaian efisiensi dalam aktivitas manusia. 

Afifa menekankan bahwa implementasi keempat tema ini memerlukan dukungan dan investasi besar dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia bisnis, korporasi, institusi nirlaba, dan individu.

Reksa dana MAGET diarahkan untuk berinvestasi pada perusahaan global di berbagai sektor yang telah menunjukkan komitmen kuat terhadap pengurangan dampak lingkungan. 

Fokus utama investasi melibatkan perusahaan-perusahaan yang berkontribusi pada transisi global menuju energi rendah karbon, material pendukung transisi, ketersediaan sumber daya, serta efisiensi dan elektrifikasi.