h-6.jpg
Dunia

Untuk Kali Pertama, Bomber China Terbang di Dekat Perbatasan Amerika

  • Yang menarik H-6 tidak sendirian. Bomber China tersebut terbang dengan sepasang pesawat pengebom Tu-95 Bear milik Rusia.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Sebanyak dua pesawat seri H-6 milik China terbang melalui sebagian Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) di sekitar Alaska.  Ini adalah pertama kalinya bomber berat China beroperasi di bagian dunia ini. 

Yang menarik H-6 tidak sendirian. Bomber China tersebut terbang dengan sepasang pesawat pengebom Tu-95 Bear milik Rusia. Dan ada kemungkinan pesawat China terbang dari pangkalan di Rusia untuk sampai ke sana. 

Terlepas dari itu , hal ini merupakan perkembangan penting dalam hal kemampuan Beijing untuk memproyeksikan kekuatan. Sekaligus menggarisbawahi hubungannya dengan Moskow yang telah menguat secara signifikan sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022.

Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara-Kanada (NORAD) pada Rabu 24 Juli 2024 mengatakan pihaknya segera mengirim jet tempur NORAD dari Amerika Serikat dan Kanada untuk mengawal empat bomber tersebut.  “NORAD tidak melihat penerbangan ini sebagai ancaman tetapi kami terus memantau aktivitas udara di Amerika Utara,” demikian pernyataan resmi NORAD

Pernyataan NORAD tidak menyebutkan jenis H-6 yang dicegat. Keluarga H-6 mencakup sejumlah varian berbeda. Termasuk pesawat pengangkut rudal dan tanker pengisian bahan bakar udara. Selain itu juga ada jenis yang lebih khusus untuk membawa senjata berukuran besar atau muatan lainnya. Juga perlu dicatat rilis resmi Amerika juga terkadang salah mengidentifikasi pesawat patroli maritim Rusia Tu-142 sebagai pembom Tu-95.

NORAD juga tidak menyebutkan jenis pesawat tempur apa yang melakukan intersepsi terhadap H-6 dan Tu-95 yang juga diasumsikan terbang bersama. F-16  dan F-22 Angkatan Udara Amerika kemungkinan terlibat.  Pada bulan April, Angkatan Udara Amerika secara khusus mengubah skuadron agresor F-16 di Alaska menjadi unit pertahanan udara.  CF-18 Hornet Kanada juga biasa dikerahkan untuk pencegatan NORAD.

Pesawat Rusia dan China disebut tetap berada di wilayah udara internasional dan tidak memasuki wilayah udara kedaulatan Amerika atau Kanada.  Untuk diketahui ADIZ bukan wilayah sebuah negara. Tetapi sebuah wilayah yang ditentukan sendiri oleh sebuah negara di mana target udara asing memicu radar peringatan. Kemudian negara tersebut mengirimkan jet tempur untuk melakukan pengamatan visual. 

Kemunculan H-6 China di wilayah tersebut merupakan perkembangan besar. Khususnya mereka terbang bersama dengan Tu-95. Jelas ini dimaksudkan untuk mengirim sinyal. H-6 pada umumnya adalah jenis pembawa rudal. Dan penerbangannya di dekat pantai Alaska menunjukkan kapasitas baru bagi pasukan China untuk secara langsung wilayah Amerika.

Pada Februari 2024 lalu Jenderal Gregory Guillot yang saat ini mengepalai NORAD dan Komando Utara AS  mengatakan belum belum melihat pesawat China beroperasi di dekat zona identifikasi pertahanan udara Amerika. Tetapi dia memperkirakan hal itu akan terjadi paling cepat tahun ini. Terbukti perkiraannya benar. 

Di depan anggota Kongres dia mengatakan kekhawatiran tentang meningkatnya kemampuan China. Tdak hanya dengan pesawat, tetapi juga dengan kapal dan bahkan kapal selam. “Mereka mampu menjangkau lebih jauh dari China dan lebih dekat ke pantai Amerika,” katanya.

Ini juga bukan pertama kalinya Tu-95 dan H-6 Rusia dan China melakukan misi jarak jauh bersama-sama. Hal  ini menyoroti kerja sama militer  antara kedua negara yang semakin mendalam.

Tidak jelas dari mana H-6 China lepas landas dan mendarat sebelum dan sesudah misi ke ADIZ Alaska. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat jangkauan pesawat tersebut sehingga pangkalan di Rusia digunakan sebagai titik peluncuran dan pendaratan. 

Pada tahun 2022 bomber Tu-95MS Rusia dan  H-6K China  mendarat di pangkalan di negara yang berlawanan. Ini  setelah mereka melakukan patroli gabungan pertama di atas wilayah Laut Jepang dan Laut Cina Timur. Misi  yang juga memicu pengerahan pesawat tempur Jepang dan Korea Selatan.

Signifikansi Strategis Arktik

Seperti yang dicatat oleh kepala Jenderal Guillot pada bulan Februari, dalam beberapa tahun terakhir angkatan laut Rusia dan China juga semakin banyak beroperasi di sekitar Alaska. Selain itu di wilayah Arktik yang lebih luas.  Mereka juga melakukannya secara bersama-sama. 

Salah satunya Patroli gabungan oleh sekelompok 11 kapal angkatan laut China dan Rusia di dekat Kepulauan Aleut Alaska tahun 2023 lalu. Ini  mendorong seruan dari Kongres untuk memperluas kehadiran militer Amerika di wilayah tersebut hingga mencakup pendirian pangkalan Angkatan Laut Amerika yang permanen. 

Signifikansi strategis Arktik secara umum semakin meningkat. Ini  karena es yang mencair membuka jalan baru untuk persaingan atas sumber daya alam. Mulai dari minyak dan gas alam hingga ikan, serta rute perdagangan.

Wakil Menteri Pertahanan Amerika Kathleen  mengatakan meskipun bukan negara Arktik, China menginginkan pengaruh yang lebih besar di kawasan tersebut. Mereka juga menginginkan akses yang lebih besar ke kawasan itu, dan suara yang lebih besar dalam tata kelolanya.  

Serangan mendadak ke ADIZ Alaska tentu saja mencerminkan keinginan kedua negara untuk menunjukkan kekuatan yang lebih besar di wilayah halaman belakang Amerika. Dan  pesawat China dapat dengan mudah menjadi pemandangan yang semakin umum di wilayah tersebut di masa mendatang.