<p>Warga mengakses logo Bukalapak melalui website di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Tekno

Untuk Pertama Kalinya, Bukalapak Catat EBITDA Positif pada Kuartal I-2024

  • Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian tersebut, menyatakan bahwa ini adalah momen penting dalam sejarah perusahaan.

Tekno

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) hari ini mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal pertama 2024 yang belum diaudit. 

Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian tersebut, menyatakan bahwa ini adalah momen penting dalam sejarah perusahaan.

Pendapatan Bukalapak pada kuartal pertama 2024 mengalami peningkatan sebesar 16% year-on-year (yoy) menjadi Rp1.169 miliar. 

Yang menarik, ini adalah pertama kalinya Bukalapak mencatatkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang Disesuaikan sebesar Rp15 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar Rp224 miliar.

Ada juga peningkatan yang signifikan dalam pendapatan inti, yang naik sebesar 60% quarter-on-quarter (qoq) menjadi Rp185 miliar pada kuartal pertama 2024. 

Menurut Teddy, pencapaian ini adalah hasil dari strategi yang fokus pada pendapatan inti, yang tidak termasuk elemen seperti keuntungan atau kerugian investasi, selisih kurs, goodwill, dan item non-recurring.

Sementara itu, margin kontribusi juga mengalami pertumbuhan yang kuat, naik sebesar 20% yoy menjadi Rp124 miliar pada kuartal pertama 2024, dari Rp104 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Bank Commonwealth-Bukalapak Kolaborasi Berdayakan Pelaku UMKM Perempuan

Teddy menyatakan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari pertumbuhan pendapatan yang kuat, peningkatan take rate, khususnya di segmen Online to Offline (O2O), dan upaya pengendalian biaya operasional yang efektif. 

"Kami terus fokus untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan di kuartal-kuartal mendatang, terutama sepanjang tahun 2025, sambil terus memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam bisnis Mitra Bukalapak, gaming, dan e-retail kami. Pencapaian ini adalah buah dari usaha dan fokus kami tersebut,” papar Teddy melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 30 April 2024.

Pendapatan inti, yang merupakan laba bersih yang dilaporkan tanpa elemen tambahan, mencapai Rp185 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kerugian Rp117 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya. 

Basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan Bukalapak tetap kuat, dengan posisi kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

Pendapatan total tumbuh sebesar 16% yoy pada kuartal pertama, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 24%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di segmen O2O. 

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dalam portofolio produk dan layanan yang ditawarkan kepada Mitra, yang mendukung kesuksesan Mitra mereka. Sekitar 64% dari Total Processing Value (TPV) berasal dari luar wilayah Tier 1 di Indonesia. 

Segmen O2O sendiri menyumbang sebanyak 55% dari pendapatan Bukalapak pada kuartal pertama. Margin kontribusi secara keseluruhan juga meningkat 19% dari Rp104 miliar pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp124 miliar pada kuartal pertama 2024. Margin kontribusi dari segmen O2O juga mengalami peningkatan, mencapai 0,13% pada kuartal pertama 2024.

Teddy menyampaikan bahwa pihaknya berharap dapat mencapai pertumbuhan pendapatan antara 15-20% yoy menjadi setidaknya Rp5.104 miliar, dengan EBITDA yang Disesuaikan diharapkan melebihi Rp200 miliar di tahun 2024.

Bukalapak juga menegaskan komitmennya terhadap empat divisi utama mereka: Mitra, mobile & console game, ritel O2O, dan layanan keuangan. 

Biaya umum dan administrasi menukik pada kuartal pertama, turun 36% qoq menjadi Rp208 miliar. Investasi dalam teknologi menjadi komponen utama dalam mengurangi biaya operasional.

Bukalapak juga memiliki posisi keuangan yang kuat, dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun pada 31 Maret 2024. 

Profitabilitas telah menjadi prioritas dibandingkan pertumbuhan. Menciptakan pertumbuhan yang menguntungkan secara berkelanjutan dan menciptakan nilai nyata sambil mengoptimalkan operasi dan menjaga disiplin keuangan adalah fokus utama tim manajemen di tahun-tahun mendatang," kata Teddy.