Logo perusahaan infrastruktur dan konstruksi Grup Bakrie, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR).
Industri

Untung dari Kurs, Bakrie & Brothers Berhasil Berbalik Laba Rp852 Miliar

  • Induk usaha Grup Bakire, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berhasil membalikkan kinerja dari rugi Rp1,26 triliun menjadi laba Rp852 miliar pada 2019.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

Induk usaha Grup Bakire, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berhasil membalikkan kinerja dari rugi Rp1,26 triliun menjadi laba Rp852 miliar pada 2019. Perolehan laba itu didorong oleh laba kurs yang melonjak.

Direktur Utama BNBR Anindya Novyan Bakrie mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, perseroan tak kunjung meraih profit, akhirnya kini bisa meraup laba.

“Alhamdulillah BNBR berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang 2019 lalu. Tercatat di tahun 2019 BNBR berhasil meraih laba bersih di atas Rp852 miliar,” ujar Anindya Bakire, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Senin, 13 April 2020.

Pendapatan induk grup usaha milik Aburizal Bakrie itu terkoreksi tipis 3,14% dari Rp3,34 triliun pada 2018 menjadi Rp3,23 triliun tahun lalu. Sedangkan, beban pokok pendapatan turun 4% menjadi Rp2,55 triliun sehingga laba kotor naik tipis 0,4% menjadi Rp678,25 miliar.

Lonjakan paling signifikan terjadi pada bagian laba entitas asosiasi dari Rp173,2 miliar menjadi Rp758,8 miliar. Pun demikian tahun ini BNBR meraup laba kurs Rp90 miliar dari tahun sebelumnya rugi Rp708 miliar.

Putra sulung Aburizal Bakrie itu menjelaskan BNBR akan menggenjot kinerja yang lebih baik ke depan dengan dukungan sejumlah proyek strategis. Saat ini, BNBR tengah menggarap sejumlah proyek seperti proyek pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati, proyek pipanisasi gas di Kalimantan, pembangunan jalan tol, dan proyek pengembangan bus listrik.

Beberapa tahun belakangan ini, kata dia, BNBR juga melakukan berbagai upaya perbaikan posisi keuangan, utamanya dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan efisiensi besar-besaran di tingkat operasional anak-anak usaha.

“Secara bertahap, kinerja BNBR berhasil kita perbaiki dan tingkatkan. Beban utang secara konsisten terus berkurang dan nilai aset meningkat,” papar Anindya Bakrie.

Tercatat dalam laporan keuangan, beban keuangan dan bunga perseroan memang berkurang dari Rp350 miliar pada 2018 menjadi tinggal Rp175 miliar pada tahun 2019. “Inilah salah satu hasil restrukturisasi utang perseroan beberapa tahun terakhir,” kata Anindya lagi.

Tahun Tantangan

Sementara itu, Anindya Bakrie menyatakan harapannya dalam menghadapi tahun 2020 ini. Dia memperkirakan, 2020 ini menjadi tahun yang penuh tantangan, tidak hanya bagi Bakrie & Brothers, tetapi juga bagi dunia usaha pada umumnya.

Menurut dia, berbagai faktor makro yang mempengaruhi dunia, berimbas juga kepada Indonesia. Mulai dari perang dagang, fluktuasi harga minyak, hingga nilai tukar rupiah yang terus tertekan, serta ketidak-stabilan rantai pasokan dunia.

Anindya juga menyinggung tentang dampak dari penyebaran virus corona (COVID-19) terhadap dunia usaha. “Kita masih belum bisa menghitung secara pasti seberapa jauh akibat yang ditimbulkan. Yang jelas, operasional perusahaan-perusahaan kami memang saat ini sedikit terganggu, dan beberapa proyek berpotensi tertunda jadwalnya,” kata dia.

Anindya lantas memaparkan tentang rencana perusahaan pada 2020, khususnya pada beberapa proyek strategis yang akan dijalankan perusahaan. Salah satunya adalah proyek pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati A di Jawa Barat sebesar 2×660 MW.

Business viability guarantee letter dari pemerintah Indonesia telah terbit belum lama ini, dan akan membantu proses financial closure dituntaskan tahun ini. Pembebasan tanah untuk proyek ini pun telah sepenuhnya rampung, lebih dari 200 hektare,” ujar Anindya. Selain itu, ia menyatakan bahwa kontraktor EPC untuk pekerjaan ini juga telah ditunjuk.

Sebagai pemenang lelang hak khusus ruas transmisi gas bumi Kalimantan, perseroan juga menyatakan siap melaksanakan pembangunan jaringan pipa gas yang telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu proyek strategis nasional tersebut.

“Kami tengah bersiap menggarap pembangunan dari Bontang, Kalimantan Timur ke Takisung, Kalimantan Selatan dengan jarak sekitar 600 kilometer,” kata Anindya Bakrie menjelaskan.

Secara khusus, Anindya Bakrie juga menyinggung progres dari proyek bus listrik yang dikembangkan oleh anak perusahaan BNBR, PT Bakrie Autoparts. “Alhamdulillah, bus listrik kami telah selesai melakukan serangkaian uji coba dan memenuhi semua persyaratan teknis dari TransJakarta. Langkah berikutnya, kita akan siapkan pengadaan beberapa unit bus baru untuk TransJakarta, dan menjalani tahap pilot project di Jakarta,” lanjut Anindya.

Sementara itu, anak perusahaan BNBR yang mengerjakan proyek infrastruktur jalan tol, PT Cimanggis-Cibitung Tollways, kini juga tengah ngebut menyelesaikan target yang dicanangkan pemerintah.

“Fase pertama rencananya akan difungsikan sebelum lebaran 2020 ini, sepanjang 3,2 kilometer. Panjang jalan tol ini totalnya mencapai 26 kilometer, dan merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2,” jelas Anindya.

Fase kedua proyek ini telah selesai lebih dari 70%, dan keseluruhan proyek diperkirakan dapat diselesaikan di tahun depan. Pada perdagangan Senin, 13 April 2020, saham BNBR stagnan selama setahun Rp50 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp1,04 triliun. (SKO)