UOB dan Peran Besarnya dalam Dunia Seni di Asia Tenggara
- Salah satu program seni utama yang dijalankan UOB adalah UOB Painting of the Year, yang pertama kali digelar pada tahun 1982.
Perbankan
JAKARTA - Keterlibatan United Overseas Bank (UOB) dalam dunia seni dimulai sejak tahun 1970-an, diawali dengan pengumpulan karya-karya seni dari para seniman di Singapura. Hingga saat ini, koleksi seni UOB telah berkembang pesat dengan lebih dari 2.500 karya yang didominasi oleh lukisan-lukisan dari seniman Asia Tenggara, baik yang sudah mapan (established) maupun yang sedang merintis karier (emerging).
Komitmen Jangka Panjang UOB dalam Bidang Seni
Sebagai bagian dari komitmen UOB untuk berperan aktif di kawasan ASEAN, bank ini terus mendukung berbagai program seni visual.
Berbagai kemitraan dan inisiatif seni di seluruh wilayah terus dijalankan oleh UOB, yang menunjukkan dedikasi jangka panjangnya dalam memajukan dunia seni.
Melalui berbagai program ini, UOB berusaha untuk tidak hanya memperkenalkan karya seni kepada masyarakat luas, tetapi juga memberikan penghargaan kepada seniman-seniman berbakat.
- Melacak Transformasi Pendidikan di Era Nadiem Makarim
- ESG Berkelanjutan BCA Life Kampanyekan Program 1 Polis 1 Pohon
- Wajah Politik Indonesia yang Baru di Bawah Prabowo-Gibran
UOB Painting of the Year: Program Seni Unggulan
Salah satu program seni utama yang dijalankan UOB adalah UOB Painting of the Year, yang pertama kali digelar pada tahun 1982.
Kompetisi ini bertujuan untuk mengapresiasi karya-karya seniman dari kawasan Asia Tenggara serta memberikan mereka kesempatan untuk menampilkan hasil karya mereka di hadapan publik.
Sejak pertama kali diselenggarakan, program ini telah diperluas ke beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan terbaru pada tahun 2023 ke Vietnam.
Kontribusi dalam Mengembangkan Karier Seniman
Selama lebih dari empat dekade, UOB Painting of the Year telah membantu mengembangkan karier banyak seniman, terutama di Singapura. Beberapa pemenang awal dari kompetisi ini, seperti Goh Beng Kwan (pemenang 1982), mendiang Anthony Poon (pemenang 1983), dan Chua Ek Kay (pemenang 1991), telah berhasil meraih Singapore Cultural Medallion, penghargaan seni tertinggi di Singapura.
Baca Juga: UOB Ungkap Faktor-faktor yang Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Sesuai Visi Pemerintah Baru
Di tingkat Asia Tenggara, UOB juga memberikan penghargaan kepada seniman-seniman berprestasi melalui UOB Southeast Asian Painting of the Year. Beberapa pemenang sebelumnya termasuk Pratchaya Charernsook dari Thailand (2023), Chomrawi Suksom dari Thailand (2022), dan Saiful Razman dari Malaysia (2021). Seniman Indonesia juga telah mencatat prestasi luar biasa di ajang ini, seperti Prabu Perdana (2020), Anagard (2019), dan Gatot Indrajati (2016).
UOB dan Peran Sosial dalam Seni
Tidak hanya kompetisi, UOB juga aktif menggelar lokakarya seni untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu dan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam lokakarya ini, para seniman profesional dan pemenang kompetisi berbagi ilmu dan keterampilan seni kepada generasi muda, membantu mereka mengembangkan bakat di bidang seni.
- Link Live Streaming Bahrain Vs Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Riset Kredivo: Paylater Mulai Lebih Diminati oleh Pengguna dengan Usia yang Lebih Tua
- Petani Cengkeh Tolak PP 28/2024 dan RPMK Kemasan Polos Tanpa Merek
Pengakuan atas Dedikasi UOB terhadap Dunia Seni
Sebagai pengakuan atas dedikasi UOB dalam mendukung dunia seni, pada tahun 2022, UOB menerima penghargaan National Arts Council’s Distinguished Patron of the Arts Award untuk tahun ke-18 berturut-turut. Penghargaan ini mencerminkan komitmen jangka panjang UOB dalam mendukung perkembangan seni, tidak hanya di Singapura, tetapi juga di seluruh wilayah ASEAN.
Melalui program dan inisiatif seni yang beragam, UOB terus menjadi salah satu pendorong utama perkembangan seni di kawasan Asia Tenggara, membuka peluang dan memberikan apresiasi kepada para seniman berbakat di seluruh wilayah.