Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan - Chief Marketing Officer Telkomsel Derrick Heng  dan Country Manager VISA Vira Widiyasari saat peluncuran UOB Telkomsel Card di Jakarta, 10 September 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

UOB Indonesia: Kartu Kredit dan Paylater Bukan Kompetisi, Tapi Kolaborasi

  • Kartu kredit juga telah mengalami perkembangan digital yang serupa dengan paylater, terutama dalam hal onboarding pelanggan melalui platform digital.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Head of Cards and Payment UOB Indonesia, Herman Soesetyo, menyampaikan pandangannya mengenai hubungan antara kartu kredit dan layanan paylater. Menurutnya, kedua layanan tersebut bukanlah kompetitor melainkan memiliki potensi untuk saling berkolaborasi, melihat banyaknya fitur yang bisa diintegrasikan antara keduanya.

Herman menyatakan bahwa meskipun banyak yang memandang paylater sebagai tantangan baru bagi kartu kredit, ia justru melihat adanya peluang kerja sama yang dapat dimanfaatkan. 

“Kalau kita lihat, banyak sekali fitur-fitur yang sebenarnya sudah ada dari dulu di kartu kredit, seperti installment atau cicilan. Itu sudah menjadi bagian dari kartu kredit sejak puluhan tahun yang lalu," ujar Herman dalam acara peluncuran kartu kredit UOB Telkomsel di Jakarta, Selasa, 10 September 2024. 

Selain itu, Herman juga menambahkan bahwa kartu kredit telah mengalami perkembangan digital yang serupa dengan paylater, terutama dalam hal onboarding pelanggan melalui platform digital. 

Menurutnya, ini membuka peluang besar untuk menciptakan sinergi antara kedua layanan keuangan tersebut. "Jadi, kalau kita lihat, sebenarnya banyak sekali peluang kerja sama antara kartu kredit dengan paylater. Dan ini sudah mulai terlihat di industri,” tambahnya.

Optimisme terhadap Peluang Kolaborasi

Herman menekankan bahwa UOB Indonesia selalu berfokus pada eksplorasi peluang baru, termasuk dalam hal mengintegrasikan layanan kartu kredit dengan paylater.

“Kita nggak akan stop kartu kredit. Ke depan, kita selalu melihat ada peluang yang bisa kita kembangkan. Kita harus selalu positif dalam mengeksplorasi kesempatan tersebut," katanya.

Dalam pandangannya, kompetisi di sektor keuangan seharusnya tidak dilihat sebagai halangan, melainkan sebagai motivasi untuk berinovasi dan memanfaatkan peluang yang ada. 

Kolaborasi antara kartu kredit dan paylater, menurut Herman, bukan hanya memungkinkan tetapi juga sudah mulai terjadi di berbagai sektor industri.

Baca Juga: 

Target Pertumbuhan UOB Indonesia

Selain membahas potensi kolaborasi, Herman juga menyinggung target pertumbuhan UOB Indonesia. Ia menyatakan bahwa perusahaan berupaya untuk terus bertumbuh lebih pesat dibandingkan dengan pertumbuhan pasar. 

“Kami mau memastikan pertumbuhan kami, baik dari segi jumlah pelanggan maupun dari pemakaian, melebihi pertumbuhan pasar. Jadi, angka pertumbuhannya akan selaras dengan pertumbuhan pasar, bahkan lebih tinggi," jelas Herman.

Dalam upaya mencapai target tersebut, Herman menyebutkan pentingnya kolaborasi antara berbagai unit bisnis di UOB Indonesia, termasuk pemanfaatan data yang efektif. 

Dengan adanya kerja sama yang kuat dan penggunaan data yang tepat, ia optimis bahwa UOB dapat mencapai target pertumbuhan yang diinginkan.

Kolaborasi sebagai Kunci

Herman Soesetyo menegaskan bahwa kartu kredit dan paylater tidak harus bersaing secara langsung, tetapi justru dapat saling melengkapi melalui kolaborasi. 

Dengan banyaknya fitur serupa yang dapat diintegrasikan, seperti cicilan dan onboarding digital, ia percaya bahwa industri keuangan akan melihat lebih banyak sinergi antara kedua layanan ini di masa depan.

"Intinya, kita harus melihat kesempatan yang ada. Ada banyak peluang yang bisa kita eksplorasi, dan kami di UOB Indonesia akan terus mengeksplorasi peluang-peluang tersebut,” tutup Herman.

Pertumbuhan Bisnis Paylater 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bisnis paylater yang dikelola oleh industri perbankan terus menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga Juli 2024. 

 Per-Juli 2024, outstanding kredit paylater tumbuh 36,66% secara tahunan (year-on-year/yoy), naik dari 49,43% pada Juni 2024, mencapai Rp18,01 triliun.

Selain itu, OJK mencatat bahwa total jumlah rekening paylater di sektor perbankan mencapai 17,90 juta hingga bulan Juli 2024, meningkat dari jumlah rekening bulan sebelumnya yang juga berada di angka 17,9 juta.