UOB Economic Outlook 2025 di Jakarta, Rabu, 25 September 2024.
Perbankan

UOB Targetkan Pertumbuhan Kredit Dua Kali Lebih Tinggi dibanding Proyeksi Industri Perbankan

  • Target ini jauh melampaui proyeksi Bank Indonesia yang berada di kisaran 10%-12% yoy. Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia, Harapman Kasan, menyatakan bahwa pihaknya juga menargetkan pertumbuhan kredit pada level yang sama di tahun depan.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank UOB Indonesia menargetkan peningkatan penyaluran kredit hingga 20% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir tahun 2024. 

Target ini jauh melampaui proyeksi Bank Indonesia yang berada di kisaran 10%-12% yoy. Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia, Harapman Kasan, menyatakan bahwa pihaknya juga menargetkan pertumbuhan kredit pada level yang sama di tahun depan.

"Angka ini termasuk cukup tinggi karena kita memperkirakan pertumbuhan industri kredit sekitar 10%-12%," ungkap Harapman dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2025 di Jakarta, Rabu, 25 September 2024. 

Harapman menjelaskan, target ambisius ini sejalan dengan strategi UOB Indonesia sebagai bank regional yang berfokus pada kawasan Asia Tenggara. 

Keunggulan UOB dalam Penyaluran Kredit

Salah satu keunggulan UOB adalah mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor di Indonesia serta memfasilitasi arus masuk dana asing ke dalam negeri.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024, UOB Indonesia telah menyalurkan kredit sebesar Rp96,64 triliun, meningkat 23% yoy. Pertumbuhan kredit tersebut juga berkontribusi pada kenaikan total aset bank sebesar 15,97% yoy menjadi Rp168,26 triliun.

Di sisi lain, industri perbankan secara keseluruhan mencatatkan pertumbuhan kredit dua digit, yakni 10,9% yoy dengan total kredit mencapai Rp7.441,9 triliun pada Agustus 2024. 

Kredit korporasi mendominasi dengan kontribusi sebesar 53,27%, sementara sisanya diserap oleh debitur perorangan. 

Dari segi penggunaan, kredit konsumsi memberikan sumbangan sebesar 28,61% atau setara dengan Rp 2.129,4 triliun, sedangkan kredit produktif untuk modal kerja dan investasi menyerap lebih dari 70% dari total kredit yang disalurkan hingga Agustus 2024.

Dengan fokus pada pembiayaan perdagangan dan mendukung sektor korporasi, UOB Indonesia optimistis dapat terus mendorong pertumbuhan kredit secara berkelanjutan di tengah tren pertumbuhan industri yang positif.

Potensi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama UOB Indonesia, Hendra Gunawan, mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia memiliki landasan yang kokoh untuk menangkap berbagai peluang investasi, baik dari dalam negeri maupun regional. 

Menurutnya, beberapa faktor pendukung seperti reformasi kebijakan, reformasi sektor pertanian, serta potensi sumber daya alam yang melimpah, menjadi penggerak utama yang menjadikan Indonesia menarik di mata investor. Kondisi ini juga mendorong sektor manufaktur Indonesia tetap tumbuh positif dan terus berkembang.

"Kami berkomitmen untuk mendukung arus investasi asing dan sektor-sektor penting seperti infrastruktur, manufaktur, hingga teknologi hijau," ujar Hendra. 

Tantangan Global yang Harus Diantisipasi

Meski demikian, Hendra tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia. Ia menyebutkan bahwa ketidakpastian ekonomi global, dinamika politik, serta tantangan geopolitik menjadi isu-isu yang perlu diwaspadai dan diantisipasi secara cermat.

Kolaborasi Antarpihak untuk Menghadapi Tantangan

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Hendra menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan sektor perbankan. Menurutnya, dengan strategi yang tepat dan sinergi yang kuat, Indonesia akan mampu menghadapi hambatan-hambatan tersebut.

"Visi kami di UOB adalah menjadi trade bank terdepan di ASEAN, dengan memperkuat kerja sama antarnegara yang bisa membuka peluang pertumbuhan ekonomi," tuturnya.