Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (Reuters/Bing Guan)
Dunia

Upah Riil Jepang Terus Menurun

  • Upah riil Jepang mengalami penurunan pada bulan September 2023. Ini artinya upah di Negeri Matahari Terbit turun secara konstan selama 18 bulan berturut-turut. Hal ini berbanding lurus dengan pengeluaran konsumen yang terus mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Upah riil Jepang mengalami penurunan pada bulan September 2023. Ini artinya upah di Negeri Matahari Terbit turun secara konstan selama 18 bulan berturut-turut. Hal ini berbanding lurus dengan pengeluaran konsumen yang terus mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir. 

Itu tak lepas dari kenaikan harga yang menghantam daya beli rumah tangga. Kondisi tersebut kemungkinan akan memicu kelompok buruh untuk menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi.

Pasar keuangan di seluruh dunia sangat memperhatikan tren upah di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. Bank of Japan menganggap kenaikan gaji yang berkelanjutan sebagai salah satu prasyarat untuk melonggarkan stimulus moneternya yang sangat longgar.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, upah riil yang disesuaikan dengan inflasi, yang merupakan indikator kekuatan pembelian konsumen, mengalami penurunan sebesar 2,4% pada bulan September. Pada periode yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 2,8%.

Laju inflasi konsumen yang digunakan oleh pejabat untuk menghitung upah riil, yang mencakup harga makanan segar tetapi tidak termasuk sewa setara pemilik, melambat menjadi 3,6%, level terendah sejak September tahun lalu.

Namun, pertumbuhan upah nominal pada bulan September mencapai 1,2%, setelah direvisi turun sebesar 0,8% pada bulan Agustus dan hanya sedikit lebih baik daripada pada bulan Juli.

Perusahaan-perusahaan besar setuju untuk menaikkan rata-rata upah sebesar 3,58% tahun ini, kenaikan tertinggi dalam 30 tahun. Upah rata-rata pekerja Jepang hampir tidak mengalami perubahan sejak gelembung aset pecah pada awal tahun 1990-an hingga tahun ini.

Organisasi buruh terbesar Jepang, Rengo, diperkirakan akan menuntut kenaikan upah sebesar 5% atau lebih. Sementara, serikat pekerja industri terbesar, UA Zensen, akan mencari kenaikan upah sebesar 6% dalam negosiasi awal tahun depan.

Meskipun demikian, sebagian ekonom tidak optimis mengenai prospek pemulihan dalam konsumsi.

“Kenaikan upah nominal dari negosiasi buruh musim semi tahun ini biasanya tercermin pada akhir Agustus, jadi tidak ada alasan untuk naik dari titik itu,” kata Shunsuke Kobayashi, kepala ekonom di Mizuho Securities, dilansir dari Reuters, pada Selasa, 7 November 2023.

“Juga, bahkan jika upah yang lebih tinggi dinegosiasikan untuk tahun depan, ada risiko inflasi meningkat kembali jika pemerintah tidak memperpanjang subsidi bahan bakar dan listrik saat ini,” tambah Kobayashi.

Pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida minggu lalu menyusun paket stimulus ekonomi senilai 17 triliun yen (US$113,72 miliar) yang mencakup pemotongan pajak penghasilan tahunan dan pajak lainnya sebesar 40.000 yen (US$267,58) per orang dan membayar 70.000 yen kepada rumah tangga berpenghasilan rendah.

Pembayaran khusus turun 6% tahun-ke-tahun pada bulan September setelah revisi penurunan 6,3% pada bulan Agustus. Indikatornya cenderung fluktuatif dalam beberapa bulan di luar musim bonus dua kali setahun pada bulan November dan Januari dan Juni hingga Agustus.

Pertumbuhan gaji pokok pada bulan September naik 1,4% tahun-ke-tahun, dari kenaikan 1,2% yang direvisi pada bulan sebelumnya, data menunjukkan.

Upah lembur, yang merupakan indikator aktivitas bisnis, naik sebesar 0,7% secara tahunan pada bulan September, setelah mengalami kenaikan 0,2% yang direvisi pada bulan Agustus.

Pengeluaan yang Lamban

Pengeluaran rumah tangga turun 2,8% pada bulan September dari tahun sebelumnya, turun selama tujuh bulan berturut-turut, menurut data terpisah pada Selasa. Itu kira-kira sejalan dengan perkiraan pasar rata-rata untuk penurunan 2,7%. Berdasarkan penyesuaian musiman, bulan ke bulan, pengeluaran rumah tangga naik 0,3%, dibandingkan perkiraan penurunan 0,4%.

Menurut seorang pejabat pemerintah, pengeluaran untuk makan di luar, transportasi, dan pengeluaran terkait mobil meningkat karena peningkatan aktivitas di luar, sementara pengeluaran untuk makanan, perumahan, perabotan, dan barang rumah tangga mengalami penurunan sebagian akibat kenaikan harga.