ekosistem terumbu karang
Nasional

Upaya Hengjaya Mineralindo dalam Melindungi Terumbu Karang Tangofa

  • PT Hengjaya Mineralindo telah menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan cara yang positif melalui program Selamatkan Terumbu Karang Tangofa (SEA Tangofa) sejak tahun 2022.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - PT Hengjaya Mineralindo telah menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan cara yang positif melalui program Selamatkan Terumbu Karang Tangofa (SEA Tangofa) sejak tahun 2022.

Dalam praktiknya, perusahaan telah bekerja sama dengan pemerintah, lembaga profesional, dan masyarakat untuk menjalankan proyek pilot transplantasi terumbu karang di wilayah laut Desa Tangofa, yaitu Tanjung Batu Manu, yang memiliki luas sekitar 150 x 90 meter.

Program SEA TANGOFA bertujuan untuk melindungi dan menjaga keberlanjutan ekosistem terumbu karang dengan mengoptimalkan penggunaan kembali limbah perusahaan, serta mendukung agenda nasional dan global dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam konteks isu-isu terkait ekosistem laut.

Berdasarkan data status terumbu karang di Indonesia pada tahun 2019, terdapat 390 dari 1153 terumbu karang (33.82 persen) yang telah rusak dan 431 yang akan masuk dalam kondisi buruk (37.78 persen).

Hal ini sangat memprihatinkan, terlebih kondisi terumbu karang di wilayah Indonesia Bagian Tengah & Timur yang telah mengalami penurunan kualitas secara terus menerus, tidak terkecuali wilayah Morowali, Sulawesi Tengah.

Padahal, sebagai negara kepulauan, ekosistem perairan menjadi strategi dalam melindungi kehidupan manusia, baik dari sisi keselamatan maupun ekonomi masyarakat lokal.

Sertifikat dan Trophy PT Hengjaya Mineralindo (TrenAsia)

Namun sayangnya dengan tingginya pengaruh iklim global dan peningkatan populasi manusia yang tidak dapat diprediksi juga telah menjadi pemicu rentannya ekosistem laut seperti halnya yang terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah.

Sebagai bentuk kepedulian entitas bisnis terhadap peningkatan penghidupan berkelanjutan biota laut, PT Hengjaya Mineralindo (perusahaan dengan status penanaman modal asing yang bergerak di bidang pertambangan biji nikel), berkomitmen sepenuhnya untuk memfasilitasi dan mendukung penyelamatan terumbu karang laut di Tangofa bersama ragam pemangku kepentingan melalui program SEA TANGOFA (Selamatkan Terumbu Karang Tangofa).

Hal ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup, ketersediaan, dan keberlanjutan sumber daya pesisir.

SEA Tangofa tidak hanya menjadi program transplantasi terumbu karang seperti pada umumnya, melainkan memiliki diferensiasi tersendiri dari jenis inovasinya yakni dengan memanfaatkan kendaraan bekas, pipa dan besi bekas untuk dijadikan sebagai artificial coral reef tools.

“Dalam mendukung upaya perbaikan dan pelestarian ekosistem laut di Desa Tangofa, kami berinisiatif memanfaatkan limbah, limbah scrap perusahaan sehingga secara tidak langsung juga dapat mengurangi timbulan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan,” Ucap Virgo Lelono, Manajer Departemen Lingkungan PT Hengjaya Mineralindo.

Melalui program SEA Tangofa, PT Hengjaya Mineralindo bersama dengan stakeholders mendorong kesadaran masyarakat pesisir dan karyawan internal terkait pentingnya melindungi keanekaragaman hayati, terutama biota laut.

Tujuannya adalah menciptakan terobosan baru untuk berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Selain itu, SEA Tangofa juga telah memberikan alternatif fishing zone karena adanya penambahan spesies baru bagi masyarakat pesisir Desa Tangofa, khususnya bagi nelayan tangkap.

Firman Setiawan, Manajer CSR PT Hengjaya Mineralindo, memaparkan bahwa dengan adanya perbaikan ekosistem laut bersama masyarakat lokal diharapkan dapat secara tidak langsung berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi nelayan.

“Dulu masyarakat nelayan tangkap seringkali kesulitan menjangkau titik penangkapan ikan karena posisinya jauh dan beresiko, terlebih lagi hanya menggunakan perahu tradisional dan hujan badai. Oleh karena itu, kami berharap melalui SEA Tangofa, masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh mencari ikan, karena sudah ada fishing zone baru yang disiapkan dan dirawat secara bersama,”

Berdasarkan Monitoring & Evaluasi PT Hengjaya Mineralindo bekerjasama dengan Sombori Dive Conservation (SDC) telah ditemukan bahwa 80 persen pertumbuhan hard coral (717 pot) dan soft coral (83 pot) terbilang baik dan hidup.

Jenis terumbu karang yang telah dikonservasikan berupa Acropora Breancing (ACB), Acropora Cesvicuris (ACC), Soft Coral (SC). Serta telah terlihat kehidupan bawah laut bagi fauna baru di Tanjung Batu Manu. Fauna tersebut seperti lion fish (pterois volitans), cumi sotong (sepiida), kakatua fish, perot fish, surgeoun fish, baronang fish, dan lainnya.

Firman Setiawan menuturkan kembali bahwa keberhasilan pilot project SEA Tangofa di Tanjung Batu Manu telah memberikan bukti positif bagi perusahaan dan publik dalam melestarikan ekosistem laut secara berkelanjutan.

Bahkan luas wilayah transplantasi terumbu karang ini akan diekspansi dengan inovasi-inovasi lainnya yang memiliki keunikan dalam implementasinya.

“Kami telah berkoordinasi dengan multi-pihak, termasuk departemen internal kami untuk bekerjasama mencari titik lainnya di wilayah pesisir desa lingkar tambang untuk nantinya dapat dilakukan transplantasi terumbu karang secara masif,”

Keberhasilan SEA Tangofa juga dapat dilihat dari pengakuannya secara nasional pada Tahun 2023 yang diberikan oleh La Tofi School of Social Responsibility dalam penghargaan Nusantara CSR Awards dengan fokus SDGs, isu ekosistem laut. PT Hengjaya Mineralindo berhasil memperoleh sertifikat dan trophy untuk level GOLD.