Usai 8 Tahun Berstatus Bebas dari WHO, Pemerintah Umumkan Kejadian Luar Biasa Polio
- Pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga kemudian pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.
Nasional
JAKARTA - Sebanyak 415 kabupaten dan kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio karena rendahnya imunisasi, termasuk Aceh. Oleh karena itu, pemerintah menggencarkan upaya imunisasi.
Hal ini karena pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga kemudian pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, dilihat dari cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang seluruh Indonesia rendah terutama saat pandemi COVID-19.
- Menaker Minta Gubernur Tetapkan UMP Paling Lambat 28 November 2022
- Sederet Artis di Pembukaan Piala Dunia 2022, Ada Jungkook BTS hingga Black Eyes Peas
- 5 Pemimpin Negara G20 Paling Kaya, Ada Pangeran Arab hingga Joe Biden
“Ada pasien yaitu berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Anak tersebut mulai merasa demam di tanggal 6 Oktober kemudian tanggal 18 Oktober masuk RSUD TCD Sigli,” kata dia dalam website resmi, dikutip Minggu, 20 November 2022.
Ditambahkan, pada tanggal 21 sampai 22 Oktober dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi. Kemudian tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar hasil konfirmasi polio tipe 2.
Anak tersebut mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri dan memang tidak memiliki riwayat imunisasi, tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.
“Tapi anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih, cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya,” tambah Dirjen Maxi.
Dari penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi polio yang rendah, didapati faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang. Masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan Unicef sudah melakukan sejumlah tindakan penting termasuk melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layu lain di sekitar tempat tinggal kasus, pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan, dan memeriksa sampel air di tempat pembuangan dan survei cepat cakupan imunisasi.
Selanjutnya akan segera dilakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas dengan meningkatkan notifikasi nakes dan faskes untuk mendeteksi adanya kasus lumpuh layu lain, untuk segera ditindaklanjuti secara medis maupun epidemiologis.
Kemudian akan dilakukan pemberian imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh sebanyak 2 putaran yang direncanakan akan dimulai pada tanggal 28 November 2022. Melakukan edukasi dan penggerakan masyarakat untuk mencegah penularan virus polio mengenai pentingnya imunisasi rutin bagi anak, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama perilaku BAB di jamban.
- Meski Harganya Murah, Jangan Tergiur Beli 6 Barang Ini dalam Kondisi Bekas
- Melihat Peluang Tim-Tim Jagoan di Piala Dunia 2022 Berdasarkan Situs Taruhan
- OJK 'Izinkan' Bank Mini Lewati Deadline Pemenuhan Modal Inti Minimum Akhir 2022, Ini Syaratnya
Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya, namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin. Pencegahan juga dilakukan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban yang sesuai standar, cuci tangan pakai sabun dan menggunakan air matang untuk makan dan minum.
Sebagai catatan, Indonesia telah mendapatkan sertifikat bebas polio dari WHO pada 2014 karena berhasil menanggulangi penyakit yang diakibatkan oleh virus polio liar. Status bebas polio ini masih berlaku hingga sekarang. Meskipun sudah dinyatakan bebas, surveilans untuk kasus lumpuh layu (flaccid paralysis) terus dilakukan.