Ilustrasi Blok Masela.
Energi

Usai Akuisisi, Blok Masela Ditargetkan On Stream pada 2029

  • Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mentargetkan Blok Masela dapat segera berproduksi (on stream) di tahun 2029 setelah diambil alih dari Shell.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menargetkan Blok Masela dapat segera berproduksi (on stream) pada 2029.

Nicke mengatakan,  target baru tersebut disusun usai Pertamina mengambil alih 20% saham Shell di Blok Masela. Adapun nilai akuisisi Pertamina dan Petronas atas hak partisipasi 35% mencapai US$650 juta atau Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS).

"Komitmen kami adalah setelah penandatangan ini kita akan bergerak cepat untuk melakukan pengembangan. Tadi sudah langsung juga kami melakukan koordinasi dengan manajemen Inpex sebagai mitra di Blok Masela ini," ujarnya di ICE BSD, Selasa, 25 Juli 2023.

Setelah akuisisi ini Pertamina akan menyelesaikan Front End Engineering Design (FEED) selama kurang lebih 2 tahun, baru kemudian menyelesaikan Final Investment Decision (FID) sebelum tahun 2026.

Nicke berarap proses ini akan dilakukan secara cepat bahkan jika bisa sebelum 2026. Agar Blok Abadi Masela ini segera dapat on stream dan tak kembali tertunda lama. Target ini sangat optimistis mengingat target on stream yang telah ditetapkan Inpex dan Shell sebelumnya yaitu di tahun 2031-2032.

Usai proses alih kelola ini, pihaknya bersama Inpex dan Petronas juga perlu melakukan revisi plan of development (PoD) Blok Masela dengan memasukkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dalam program kerja pengembangannya.

Sebelumnya, pagi tadi PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi menandatangani perjanjian jual beli untuk akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services Limited di Blok Masela.

Akuisisi ini dilakukan PHE bersama dengan BUMN asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas). Hasil kesepakatannya, PHE dan Petronas masing-masing mengakuisisi saham milik Shell sebesar 20% dan 15%.

Penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan langsung oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Naib Presiden Eksekutif & Ketua Pegawai Eksekutif Huluan PETRONAS, Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.

Sebagai informasi, wilayah kerja Masela berlokasi di Laut Arafura sekitar 650 Km dari Kepulauan Maluku dan 170 km dari Kepulauan Babar dan Tanimbar. Kontrak ditandatangani pada 16 November 1998 dan berakhir pada November 2028 (30 tahun).

Blok Masela sudah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan kontrak selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. Pemegang interest saat ini, Inpex Masela Ltd sebesar 65% atau sebagai operator, dan Shell Upstream Overseas Services Ltd sebesar 35%.

Telah disepakati kilang LNG akan dibangun di darat atau Pulau Yamdena dengan kapasitas produksi gas sebesar 9,5 million ton per annum (MTPA) atau 1.600 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dan 150 MMSCFD (gas pipa), serta kondensat 35.000 barrels of condensate per day (BCPD).

Arifin mengatakan, Proyek Masela merupakan salah satu proyek besar yang akan menghasilkan kumulatif produksi dari 2027-2055 Gas 16,38 triliun standard cubic feet/TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales), dan kondensat 255,28 million stock tank barrels (MMSTB).