Gedung Waskita Karya | Foto: Istimewa
Korporasi

Diguyur PMN Jumbo, Waskita Karya Kantongi Restu Restrukturisasi Utang Rp19,3 Triliun

  • Waskita Karya mengantongi restu restrukturisasi utang dari lima bank kreditur dengan nilai outstanding Rp19,3 triliun.
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengantongi restu restrukturisasi utang dari lima bank kreditur dengan nilai outstanding Rp19,3 triliun.  Nilai restrukturisasi tersebut setara 65% dari pokok pinjaman Waskita yang mencapai Rp29,26 triliun.

Lima bank yang menyetujui restrukturisasi WSKT terdiri dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Meski begitu, tidak disebutkan secara rinci tenor restrukturisasi dan nominal bunga yang bakal dijalani oleh Waskita Karya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan restrukturisasi ini menjadi katalis dalam perbaikan bisnis di tubuh Waskita Karya. Maka dari itu, Mantan Bos Inter Milan itu mengatakan kesempatan restrukturisasi ini tidak bakal disia-siakan.

“Walau masih ada 35% utang lagi yang perlu diperjuangkan, ini menjadi katalis untuk mempercepat pulihnya Waskita Karya baik secara keuangan maupun bisnis. Juga untuk meningkatkan keyakinan dan optimisme dari kreditur lain, dan para mitra kerja,” kata Erick dalam penandatanganan nota kesepahaman restrukturisasi kredit Waskita Karya, Jumat, 16 Juli 2021.

Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menilai ada prospek yang cerah dari BUMN karya tersebut dalam beberapa tahun ke depan. Ditunjuknya Waskita Karya sebagai pelaksana proyek strategis nasional (PSN) dipercaya bakal memperbaiki kinerja perseroan sekaligus memperlebar kemungkinan penyelesaian utang.

“Restrukturisasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen BNI mendukung proses transformasi bisnis Waskita Karya yang banyak menjalankan proyek strategis infrastruktur nasional. Multiplier effect-nya (pengerjaan PSN) sangat besar, salah satunya penyerapan tenaga kerja,” ucap Royke dalam kesempatan yang sama.

Menteri BUMN Erick Thohir menjadi aktor utama dalam upaya penyelesaian utang Waskita Karya. Selain berhasil melobi kreditur, Erick juga sukses memuluskan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,9 triliun pada 2022.

Menurut data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Waskita Karya tercatat memiliki utang Rp68,41 triliun hingga kuartal I-2021. Jumlah ini sedikit naik 5,2% dari posisi akhir 2020 yang sebesar Rp65,03 triliun.

Di sisi lain, ekuitas WSKT hanya tercatat sebesar Rp14,49 triliun pada kuartal I-2021. Jumlah ini sedikit turun dari akhir 2020 yang sebesar Rp14,58 triliun.

Dengan jumlah utang Rp68,41 triliun dan ekuitas Rp14,49 triliun, ini berarti rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) WSKT tercatat sebesar 4,7 kali. Ini lebih tinggi dari posisi akhir 2020 yang sebesar 4,5 kali. Posisi akhir 2020 itu pun membengkak dari tahun sebelumnya yang hanya 2,5 kali.

Raih Kontrak Baru

Perbaikan kinerja Waskita juga ditopang oleh sejumlah proyek baru. WSKT baru-baru ini mendapat kontrak pembangunan PSN jalan Long Semamu-Long Bawan 2 di Kalimantan Utara. Jalan ini berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

“Alhamdulillah, Waskita kembali mendapatkan kepercayaan dari Kementerian PUPR di tengah pandemi ini untuk membangun jalan Long Semamu-Long Bawan 2,” ujar Senior Vice President Infrastructure II Division WSKT Sugiharto dalam siaran pers, Kamis, 15 Juli 2021.

Sugiharto menjelaskan Waskita akan mengerjakan proyek dengan total nilai kontrak Rp225 miliar ini bersama PT Duta Mega Perkasa. Dalam kerja sama ini, WSKT bertindak sebagai lead contractor yang mendapat porsi 70% dari nilai kontrak secara keseluruhan.

“Untuk pengerjaan sendiri akan dilakukan selama 892 hari kalender yaitu 13 Juli 2021-15 Desember 2023. Insyaallah semua dapat berjalan dengan lancar,” kata Sugiharto.

Sugiharto menandatangani kontrak bersama Pejabat Pembuat Komitmen Perbatasan 5 Kalimantan Utara Masrur. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Director of Operation II WSKT Bambang Rianto.

Proyek baru ini menambah deretan proyek Waskita di Kalimantan. Sebelumnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini juga sedang mengerjakan proyek Irigasi Tapin, PLTU Malinau 2x3MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Sangatta Maloy, dan SUTT 150 KV New Balikpapan.