<p>Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. / Twitter @bkpm</p>
Nasional

Usai Elon Musk Bertemu Luhut, Tesla Akui Peluang Investasi Baterai Kendaraan Listrik di RI

  • Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Tesla telah melihat peluang di Indonesia.
Nasional
Muhammad Heriyanto

Muhammad Heriyanto

Author

JAKARTA - Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menceritakan soal maju mundurnya negosiasi kerja sama dengan Tesla, Inc. 

Seperti diketahui, Senin 25 April 2022, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menemui CEO Tesla, Elon Musk di Gigafactory, Austin Texas, di sela kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

Dilansir dari akun Facebook Anindya Bakrie, pertemuan itu bertujuan untuk meyakinkan Tesla agar dapat menjajaki kerja sama dengan Indonesia perihal penyediaan dan pemrosesan Nikel sebagai bahan baku pembuat Battery Cell berlandaskan Environment, Social dan Governance (ESG) yang baik dan berkelanjutan.

“Di awal-awal tawaran dari Indonesia untuk Tesla belum bagus, mungkin sekarang Tesla melihat peluangnya,” ujar Bahlil Lahadalia dalam keterangan resmi, Rabu, 27 April 2022.

Menurut Bahlil, sejak tahun lalu negosiasi dengan Tesla memang maju mundur. Hal inilah yang membuat rombongan Luhut kembali meyakinkan Tesla untuk berinvestasi membangun pabrik baterai listrik berbahan nikel di Indonesia. 

Meski agenda “jemput bola” kemarin membawa kabar baik, namun kepastian investasi Tesla masih akan bergantung dari strategi negosiasi antara Indonesia dengan Tesla yang tengah berjalan. 

“Kalau membangun ekosistem baterai mobil, sangat rugi kalau investor tidak menanamkan modalnya di Indonesia,” lanjut Bahlil.

Menurutnya, ekosistem baterai mobil bisa dibuat secara efektif dan efisien di Indonesia. Alasannya, Indonesia memiliki 25% cadangan nikel dunia. 

Indonesia juga menghasilkan tiga bahan dasar utama baterai listik, yakni nikel, mangan, dan lithium. 

“Cadangan nikel dunia 25 persen ada di Indonesia, dari segi produksi juga lebih efisien dibanding negara lain,” terang Bahlil.

Saat ini, Indonesia sudah mengantongi investasi baterai listrik dari LG, Contemporary Amperex Technology Co.Limited (CATL), Badische Anilin-und Soda Fabrik (BASF), dan Volkswagen (VW) dari Jerman, serta Britishvolk dari Inggris.