<p>Peternakan ayam PT Widodo Makmur Unggas Tbk / Dok. Perseroan</p>
Industri

Usai IPO, Widodo Makmur Unggas Bidik Laba Bersih 2021 Meroket 259 Persen

  • Meski pandemi, manajemen WMU menargetkan penjualan naik hingga 436% dan laba bersih melonjak 259%.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) memasang target cukup tinggi terhadap kinerja bisnis perseroan pada 2021. Meski pandemi, manajemen WMU menargetkan penjualan naik hingga 436% dan laba bersih melonjak 259%.

Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi mengatakan, fokus perseroan masih pada produksi karkas. Mengingat, sepanjang semester I-2020, produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton.

Keyakinan target dapat dicapai lantaran konsumen di Indonesia dinilai besar dan kebutuhan protein daging ayam nasional yang terus meningkat.

“Konsumen kita tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi kita yakin penjualan tahun ini tumbuh tajam,”  ujarnya di Jakarta, Kamis 7 Januari 2021

Peternakan ayam PT Widodo Makmur Unggas Tbk / Dok. Perseroan
Kinerja Perusahaan

Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi vertikal ini mencatat kinerja cukup baik pada paruh pertama 2020 lalu.

Perseroan mengantongi penjualan bersih sebesar Rp508,39 miliar atau melonjak 135,33% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp216,03 miliar.

Laba kotor pun terbang 107,93% menjadi Rp70,51 miliar, dibandingkan dengan periode sama tahun 2019 sebesar Rp33,91 miliar.

Sementara, EBITDA tercatat tumbuh 81,4% menjadi Rp57,23 miliar, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, Rp31,55 miliar.

Nett margin perusahaan juga tercatat meningkat 95,4% menjadi Rp31,71 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp16,23 miliar.

Total aset WMU hingga semester I-2020 mencapai Rp1,16 triliun dari posisi akhir tahun 2019 sebesar Rp864,18 miliar.

Total liabilitas tercatat turun di sepanjang enam bulan pertama 2020 menjadi Rp539,17 miliar dari Rp563,68 miliar pada akhir Desember 2019.

Sedangkan, total ekuitas melonjak tajam di semester pertama 2020 menjadi Rp628,9 miliar dibandingkan dengan akhir Desember 2019 sebesar Rp300,5 miliar.

Rasio lancar (current ratio) WMU pada semester I tahun lalu menjadi 1,27 kali dari akhir Desember 2019 sebesar 1,55 kali, dan rasio utang terhadap aset (debt to assets) turun di semester pertama menjadi 46,16% dari akhir Desember 2019 sebesar 65,23%.

Begitu pula dengan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) turun tajam menjadi 85,73% dari posisi akhir Desember 2019 sebesar 187,58%. Untuk posisi return on assets (ROA) di semester pertama tahun 2020 tercatat 2,72% diikuti return on equity (ROE) sebesar 5,04%.

Proses IPO

Saat ini, WMU akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan melepas 5.923.076.900 saham baru ke publik, setara dengan sebanyak-banyaknya 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Widodo Makmur Unggas menawarkan harga IPO berkisar Rp142 sampai Rp200 per lembar saham. Dengan harga tersebut, maka dari IPO ini, perseroan berpotensi meraih dana sebesar Rp841,07 miliar sampai dengan Rp1,18 triliun.

Bersamaan dengan pelaksanaan IPO, perusahaan juga akan melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai alias employee stock allocation (ESA).

Dalam program ini, WMU menjatahkan sebanyak 7,5% dari jumlah saham IPO. Selain itu, Perseroan juga memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) sebanyak-banyaknya 1% dari portepel IPO. (SKO)