<p>Karyawati beraktivitas di dekat logo BFI Finance (BFIN) kantor cabang Pondo Pinang, Jakarta Selatan, Senin, 7 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Usai Kena Hack, Sistem Pembayaran Konsumen BFI Finance Mulai Berangsur Pulih

  • Emiten pembiayaan PT BFI Finance Tbk (BFIN) mengalami serangan siber pada Minggu, 21 Mei 2023. Dalam hal pemulihan, manajemen mengaku telah melakan sederet langkah mitigasi untuk memulihkan layanan kepada konsumen.

Korporasi

Muhammad Farhan Syah

Jakarta - Emiten pembiayaan PT BFI Finance Tbk (BFIN) mengalami serangan siber pada Minggu, 21 Mei 2023. Dalam hal pemulihan, manajemen mengaku telah melakukan sederet langkah mitigasi untuk memulihkan layanan kepada konsumen.

"Saat ini kami sudah mulai berprogress. Sistem pembayaran konsumen yang menjadi concern terbesar konsumen kami secara bertahap mulai beroperasi melalui virtual account di beberapa bank," kata Corporate Communication BFIN Dian Ariffahmi kepada TrenAsia Kamis, 25 Mei 2023.

Dalam insiden tersebut, Dian mengungkapkan jenis serangan siber yang dialami oleh BFIN merupakan cyber-attack malware. Meski begitu, pihaknya mengaku belum ada indikasi kebocoran data atas serangan siber tersebut.

"Sampai dengan hari ini (Kamis, 25 Mei 2023), belum ada indikasi kebocoran data konsumen," ungkap Dian.

Disampaikan sebelumnya melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), BFIN telah mengambil langkah untuk melakukan temporary switch off pada beberapa sistem utama. Hal itu berakibat pada teganggunya layanan kepada konsumen dan sebagaian kegiatan operasional perseroan.

"Perseroan telah melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol penanganan dan dilanjutkan degnan upaya pemulihan layanan kepada konsumen dan kegiatan operasional perseroan secara bertahap," terang Direktur BFIN Sudjono.

Seperti diketahui, insiden serangan siber sebelumnya juga menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Kejahatan siber berupa ransomware yang diduga dilakukan kelompok hacker LockBit itu berhasil membuat layanan perbankan BSI down selama beberapa hari.

Menurut Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital Alfons Tanujaya, pelaku kejahatan siber cenderung mengincar institusi keuangan karena motivasi utama mereka adalah mendapatkan keuntungan secara finansial.

"UUD, ujung-ujungnya duit, tujuan pembuat ransomware ingin dapat duit. Duit itu ada di mana? di bank. Kalau dapat duit, selesai," pungkas Alfons kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.