Usai Kisruh, Trump Akhirnya Akui Biden Jadi Presiden Selanjutnya
WASHINGTON- Dengan ancaman pemakzulan untuk kedua kalinya yang semakin meningkat, Presiden Donald Trump mengakui, pada Kamis 7 Januari 2020 bahwa Joe Biden akan menjadi Presiden Amerika Serikat selanjutnya. Hal ini disampaikan sehari setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol Amerika saat Kongres sedang mengesahkan kemenangan Biden. Trump, yang pada Kamis pagi waktu Amerika masih terus membuat […]
Nasional & Dunia
WASHINGTON- Dengan ancaman pemakzulan untuk kedua kalinya yang semakin meningkat, Presiden Donald Trump mengakui, pada Kamis 7 Januari 2020 bahwa Joe Biden akan menjadi Presiden Amerika Serikat selanjutnya.
Hal ini disampaikan sehari setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol Amerika saat Kongres sedang mengesahkan kemenangan Biden.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Trump, yang pada Kamis pagi waktu Amerika masih terus membuat klaim bahwa pemilihan presiden berlangsung curang, mengatakan fokusnya kini untuk memastikan transisi yang lancar ke administrasi Biden. Pelantikan Biden, presiden terpilih dari partai Demokrat rencanaya pada 20 Januari.
Presiden itu mengecam kericuhan yang pecah pada Rabu, mengatakan bahwa para perusuh telah mencemarkan kursi demokrasi Amerika.
“Melayani sebagai Presiden anda telah menjadi kehormatan terbesar dalam hidup saya,” kata Trump yang merupakan presiden dari partai Republik. “Dan untuk seluruh pendukung saya yang hebat, saya tahu anda kecewa, namun saya juga ingin anda tahu perjalanan hebat kita baru saja mulai.”
Pembalikan Tajam
Pernyataan itu merupakan pembalikan tajam bagi Trump, yang menghadapi seruan untuk pengunduran atau pengusiran dari kursi kepresidenan usai penyerangan Rabu. Selama berbulan-bulan Trump bersikeras dirinya menang dalam pemilihan 3 November 2020 lalu. Dia menuduh terjadi kecurangan yang luas, meski tak ada bukti atas pernyataannya itu.
Desakannya pada hari Rabu kepada ribuan pendukungnya untuk berjalan ke Gedung Capitol untuk memprotes hasil pemilihan memicu kumpulan massa. Mereka kemudian menerabas barisan petugas kepolisian dan menginvasi Capitol. Hal ini memaksa para anggota Kongres untuk bersembunyi demi keselamatan masing-masing.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi dan pimpinan partai Demokrat di Senat Chuck Schumer marah. Mereka menyerukan kepada kabinet Trump dan Wapres Mike Pence untuk menggunakan Konstitusi AS untuk mencopot Trump atas “hasutan pemberontakan”.
Amandemen ke-25 dalam Konstitusi AS memperbolehkan jumlah mayoritas dari Kabinet untuk mencopot presiden dari kekuasaan apabila dia tidak dapat melaksanakan tugasnya.
Namun seorang penasihat Pence mengatakan sang Wapers menolak untuk menggunakan amendemen tersebut untuk mengusir Trump dari Gedung Putih.
Apabila Pence gagal untuk mengambil langkah, Pelosi akan mengumpulkan kembali anggota DPR untuk menginisiasikan pemakzulan terhadap Trump atas perannya dalam kericuhan yang mengakibatkan kematian lima orang. Salah satu korban meninggal adalah seorang petugas kepolisian Capitol.
Segelintir wakil rakyat dari partai Republik juga menyerukan pencopotan Trump. Editorial Wall Street Journal menyerukan pengunduran diri Trump pada Kamis malam.
Sejumlah anggota pemerintahan Trump, termasuk Menteri Transportasi Elaine Chao, yang juga merupakan istri Pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnell, mengundurkan diri sebagai sikap simbolis terhadap kekerasan itu.