<p>TMII/foto: aneka tempat wisata</p>
Industri

Usai Lepas Dari Keluarga Cendana, TMII Siap Hadirkan Virtual Reality

  • Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengusulkan penggunaan virtual reality (VR) di konsep baru Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengusulkan penggunaan virtual reality (VR) di konsep baru Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Penggunaan teknologi digital diklaim Moeldoko harus diterapkan di TMII agar tidak kalah pamor dari sejumlah destinasi wisata lain. Selain itu, penggunaan VR menjadi solusi untuk mengakomodasi pembatasan pengunjung di masa pandemi COVID-19.

“Terlebih di masa pandemi. Penggunaan virtual reality semakin populer untuk mengakomodasi pembatasan pengunjung dengan menyediakan tur virtual tentang anjungan-anjungan maupun museum-museum melalui handphone atau komputer,” kata Moeldoko dalam keterangan resmi, Jumat, 28 Mei 2021.

Intervensi teknologi digital kata Moeldoko, berimplikasi pula pada semakin banyaknya objek kekayaan budaya Indonesia yang bisa ditampilkan di TMII.

Selain itu, Moeldoko menargetkan TMII bisa menjaring lebih banyak pengunjung dari kalangan anak muda. Adapun cara yang bakal ditempuh ialah dengan mengusung konsep cultural theme park atau Taman Budaya.

Konsep tersebut dinilai Moeldoko lebih dekat dengan kalangan anak muda Indonesia. Di sisi lain, Direktur Utama (Dirut) PT Taman Wisata Candi (Persero) atau TWC Edy Setijono mengusulkan penggunaan konsep opera di TMII.

Calon pengelola TMII ini berpendapat rebranding dengan konsep opera bisa mendongkrak angka pengunjung dari berbagai kalangan. Konsep ini, kata Edy, cocok diterapkan dan memiliki pangsa pasar yang luas.

Selain itu, konsep opera yang diusung Edy bakal didukung dengan implementasi edukasi, preservation, tourism, cultural entertainment, community engagement dan international event di TMII.

“Konsep ini berarti representasi kekinian Indonesia yang relevan dan inspiratif. Dengan konsep ini, kami tidak hanya menata TMII tapi merepresentasikan kembali potret Indonesia sebagai unity in diversity,” ujar Edy.

 Lepas dari Yayasan Harapan Kita

Pengelolaan TMII sebelumnya berada di tangan Yayasan Harapan Kita selama 44 tahun terakhir. Usai lepas dari Yayasan tersebut, TMII rencananya bakal diserahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata.

Pengambilalihan TMII dilakukan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2021 yang mencabut kedudukan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 51 Tahun 1977.

Saat ini, tim transisi pengelolaan yang diketuai Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara tengah memproses serah terima dokumen pengelolaan TMII selama 44 tahun terakhir. 

“Setneg itu kan bukan ahli di bidang pariwisata, sehingga kami akan melakukan kerja sama dengan BUMN terkait,” terang Direktur Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Encep Sudarwan beberapa waktu lalu.

BUMN yang dimaksud yakni pertama, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau PT TWC dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Salah satu dari dua perusahaan ini akan mengelola TMII dengan skema kerja sama pemanfaatan. Dari skema yang ditempuh, negara dapat mengeruk keuntungan dari profit sharing dan kontribusi tetap tahunan yang ditentukan oleh kedua belah pihak.

Menurut data revaluasi TMII pada 2018, nilai aset proyek pimpinan Tien Soeharto ini mencapai Rp20,5 triliun. Encep menyebut, pengelolaan TMII ke depannya bakal memaksimalkan potensi pendapatan BMN tersebut untuk mendukung keuangan negara.

Untuk diketahui, ide proyek TMII disinyalir muncul dari istri mantan Presiden Soeharto, Tien Soeharto saat kunjungan kerja di California pada 1970. TMII kemudian mulai dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975. Tien Soeharto sekaligus menjadi sosok yang memimpin proyek pembangunan TMII.

Melansir dari socio-politica.com, anggaran pembangunan TMII berada di kisaran US$100 juta hingga US$300 juta. Sementara Tien Soeharto membeberkan anggaran pembangunan TMII sebesar Rp10 miliar.  TMII ini berdiri di atas lahan seluas 146,7 hektar di Jakarta Timur. (RCS)