<p>Karyawan berktivitas dengan latar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di atas 5.000 dan parkir di zona hijau dengan menguat 0,85 persen ke level 5.176,099 pada akhir sesi. Sebanyak 213 saham menguat, 217 terkoreksi, dan 161 stagnan, IHSG mengalami penguatan seiring dengan sentimen Omnibus Law dan langkah Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi. Selain itu, rencana merger bank BUMN syariah turut mendorong saham-saham perbankan lainnya, dan mengisi jajaran top gainers hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Usai Reli Panjang, IHSG Bakal Naik Lagi Didorong Prospek Ekonomi RI

  • IHSG hanya akan bergerak naik terbatas dengan support di level 5.669 sampai 5.427 dan resistance di level 5.800 sampai 5.900.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Sepanjang pekan lalu (23-27) November 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3,8% hingga ditutup ke level 5.783,33. Posisi ini naik 211,57 basis poin dari penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya, Jumat, 19 November 2020 yang masih berada di level 5.571,65.

Pekan ini (30 November-4 Desember 2020), IHSG juga diproyeksi bakal kembali menguat. Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia bakal menjadi sentimen positif yang mendorong laju indeks pekan ini.

Apalagi, kata dia, International Monetary Fund (IMF) telah mengakui bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik kedua dalam kelompok G-20. Sebab itulah, dia memprediksi, IHSG pun bakal konsolidasi melanjutkan penguatan pekan ini.

“Tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung mengingat kenaikan yang hampir tanpa koreksi berarti,” terang Hans dalam riset mingguan yang diterima TrenAsia.com, Minggu, 29 November 2020.

Di sisi lain, pasar modal juga masih dibayang-bayangi oleh sentimen global di mana kasus positif COVID-19 dunia mulai semakin mengkhawatirkan. Di Jerman misalnya, angka kasus positif Covid-19 sudah melampaui 1 juta orang dengan jumlah kematian harian tertinggi pekan lalu.

Kian mengkhawatirkan lagi, ketika peningkatan kasus tersebut diikuti oleh kebijakan pembatasan sosial seperti yang terjadi di Perancis. Kebijakan ini, sambung Hans, bakal menjadi sentimen negatif bagi pasar modal.

Sebab itu, dia memprediksi bahwa IHSG hanya akan bergerak naik terbatas. “Dengan support di level 5.669 sampai 5.427 dan resistance di level 5.800 sampai 5.900,” pungkas dia. (SKO)