Joss!! Usai Rugi Triliunan Rupiah, KRAS Untung Ratusan Miliar di 2020
Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kratakau Steel Tbk (KRAS) memproyeksikan laba bersih konsolidasian 2020 senilai US$40 juta–US$50 juta setara Rp564 miliar–Rp705 miliar (asumsi kurs Rp14.100 per dolar Amerika Serikat).
Korporasi
JAKARTA – Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kratakau Steel Tbk (KRAS) memproyeksikan laba bersih konsolidasian 2020 senilai US$40 juta–US$50 juta setara Rp564 miliar–Rp705 miliar (asumsi kurs Rp14.100 per dolar Amerika Serikat).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan, capaian ini atas keberhasilan perseroan mentransformasi sejumlah anak perusahaan menjadi sumber penghasil baru (new profit generator).
“Untuk dapat melakukan turn around, Krakatau Steel menjadi perusahaan yang profitable dan sustain memulai program transformasi menyeluruh di akhir tahun 2019,” ujarnya dalam webinar bertajuk ‘KRAS, Get A Closer Look’ bersama BRIDanareksa Sekuritas, Kamis 28 Januari 2021.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020 (unaudited), total laba yang berhasil diperoleh perseroan melalui seluruh anak usaha mencapai US$36,55 juta atau Rp515,36 miliar.
Hal ini berbanding terbalik dibandingkan dengan kinerja perseroan tahun 2019 yang mencatatkan rugi bersih sebesar US$169,32 juta atau Rp2,39 triliun.
Ia pun merinci sejumlah anak usahanya yang sukses mencetak laba sepanjang tahun 2020. Di antaranya PT KH Pipe Industries meraup laba US$7,55 juta dari tahun sebelumnya merugi US$34,03 juta.
Lalu, PT Krakatau Wajatama yang turut menyumbangkan laba sebanyak US$1,76 juta pada 2020, yang sebelumnya mencatatkan rugi bersih hingga US$28,85 juta sepanjang 2019.
Selain itu, lima anak usaha KRAS lainnya yang merugi US$141,67 juta berhasil disulap dengan meraih laba sebesar US$1,2 juta.
Restrukturisasi Utang Terbesar Sepanjang Sejarah
Silmy bilang, keberhasilan lain yang ditorehkan perusahaan adalah menyelesaikan restrukturisasi utang pada Januari 2020 lalu, tak lama setelah ia diangkat Menteri BUMN, Erick Thohir membenahi Krakatau Steel.
Seperti diketahui, restrukturisasi utang yang dilakukan KRAS sebesar Rp31 triliun pada saat itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Kendati begitu, sambung Silmy, pendapatan Krakatau Steel secara konsolidasian diprediksi merosot 4,4% menjadi US$1,35 miliar, setara Rp19,04 triliun pada 2020. Pada tahun sebelumnya, pendapatan perseroan mencapai US$1,42 miliar atau Rp20,02 triliun.
Saham KRAS ditutup melemah 45 poin atau 6,87% ke level harga Rp610 per lembar pada akhir sesi perdagangan Kamis, 28 Januari 2021. Sementara, kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan pelat merah ini mencapai Rp11,8 triliun. (SKO)