<p>Gedung BNI kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Perbankan

Usai Stock Split, Transaksi Saham BBNI Naik 18 Persen Secara Tahunan

  • Stock split saham BBNI dengan rasio 1:2 diresmikan pada 6 Oktober 2023. Stock split ini diinisiasi untuk memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas saham BBNI.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) mengalami kenaikan 18% secara tahunan setelah perseroan melakukan stock split.

Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan pada Oktober 2023, RNTH saham BBNI mencapai Rp271 miliar dengan kenaikan 18% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp230 miliar.

Sebelumnya, stock split saham BBNI dengan rasio 1:2 diresmikan pada 6 Oktober 2023. Silvano mengatakan  stock split ini diinisiasi untuk memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas saham BBNI.

Silvano pun menyampaikan apresiasi kepada pemegang saham dan masyarakat atas kepercayaan yang telah diberikan terhadap perbaikan fundamental kinerja perusahaan dan proses transformasi di BNI yang berdampak positif terhadap kinerja ke depan.

“Secara konsensus, analis juga menargetkan fair value saham BNI di sekitaran Rp5.900 perlembar,” papar Silvano dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III-2023 BNI yang digelar secara virtual, Selasa, 31 Oktober 2023. 

Target tersebut disebut Silvano sebagai indikasi bahwa harga saham BNI diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang positif. 

Untuk diketahui, per-kuartal III-2023, BNI mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal III-2023 dengan peraihan laba bersih sebesar Rp15,75 triliun. Angka ini meningkat sebesar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 13,7 triliun. 

Pada periode yang sama, BNI menyalurkan kredit senilai Rp 671,4 triliun hingga September 2023, dengan pertumbuhan sebesar 7,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Kredit pada segmen korporasi swasta blue chip tumbuh sebesar 19,2% yoy menjadi Rp251,6 triliun. Kemudian, kredit BNI pada segmen enterprise, yang merupakan bagian dari value chain langsung dari nasabah korporasi, tumbuh sebesar 10,2% yoy menjadi Rp57,4 triliun.

Sementara itu, segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan pertumbuhan sebesar 12,7% yoy menjadi Rp119,5 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (KPR).

Rasio nonperforming loan (NPL) BNI pada September berada pada level 2,3%, menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan angka 3% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan at risk (LAR) berada pada level 14,4%, menunjukkan perbaikan signifikan dari posisi 19,3% pada September tahun 2022. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan, di tengah meningkatnya risiko ekonomi global, BNI telah mengambil langkah-langkah yang bijak dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga September 2023, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,1% yoy mencapai Rp 747,6 triliun. 

Meskipun tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana (cost of fund/COF) dan tren ini terjadi di seluruh sektor perbankan, COF BNI saat ini tetap rendah, yaitu sekitar 2%, yang secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang berada di atas 3%.

“Di tengah kondisi tersebut, kami bersyukur COF kami saat ini di kisaran 2%, masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%,” ujar Royke dalam kesempatan yang sama.