<p>Gedung Merah Putih milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. / Telkomsat.co.id</p>
Tekno

Usai Suntik Gojek, Telkom Indonesia Siapkan Rencana Akuisisi Start Up Baru

  • Emiten telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan rencana akuisisi startu up atau perusahaan rintisan potensial yang bisa menambah value added perseroan.

Tekno

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Emiten telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengungkapkan rencana akuisisi start up atau perusahaan rintisan potensial yang bisa menambah value added perseroan.

Direktur Digital Business TLKM Muhammad Fajrin mengatakan skema akuisisi ini bakal memperkuat transformasi digital Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Selain melalui skema akuisisi, TLKM melebarkan sayap dengan memperkuat modal ventura yang dimilikinya, yakni MDI Ventures.

“Kami sangat terbuka untuk kemudian berinvestasi atau semacamnya terhadap start up start up atau pihak-pihak yang dapat menghadirkan atau menambah value added Telkom,” kata Fajrin dalam diskusi virtual, Rabu, 7 Juli 2021.

Keseriusan TLKM dalam menggarap bisnis digital sebenarnya telah tampak dari upaya investasi ke super app dalam negeri, yakni PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek. Menurut laporan keuangan perusahaan kuartal I-2021, TLKM tercatat menggenggam obligasi wajib konversi Gojek senilai Rp6,4 triliun yang bakal jatuh tempo pada 16 November 2023.

Fajrin juga menyatakan emiten pelat merah ini tidak hanya menyasar start up yang sudah memiliki valuasi tinggi. Melalui MDI Ventures, Fajri optimistis TLKM bisa menemukan start up dengan solusi mutakhir dan bisnis model yang menjanjikan.

MDI Ventures diketahui telah berhasil menjadi investor di balik sejumlah start up terkemuka. Menurut penelusuran TrenAsia.com, MDI Ventures memiliki merupakan investor di balik SiCepat, TaniHub, Amartha, Cermati, Kredivo, hingga Kata.ai.

Secara keseluruhan, MDI Ventures memiliki lebih dari 50 portofolio. Dua di antaranya telah melakukan penawaran perdana atau (Initial Public Offering) di bursa Australia dan Teheran.

“Jadi bagaimana akselerasi digital terjadi begitu cepat. Karena itu, kita mesti siap dan menyiapkan diri baik sebagai individu maupun perusahaan di mana kita beraktivitas agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain,” ucap Fajrin. (LRD)