Pabrik produksi Ajinomoto
Industri

Usai Terkoreksi 2 Bulan, PMI Manufaktur Indonesia Agustus 2021 Naik 43,7

  • Indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia mulai naik pada Agustus 2021 menjadi 43,7.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali naik pada Agustus 2021 menjadi 43,7. Sebelumnya, PMI Indonesia terkoreksi berturut-turut selama dua bulan yakni Juni dan Juli 2021.

"Dengan gelombang kedua COVID-19 yang memuncak, penurunan dalam produksi dan permintaan perlahan mereda dari tingkat parah yang terlihat pada Juli," tulis keterangan resmi IHS Markit, dikutip TrenAsia.com, Kamis, 2 September 2021.

Menurut keterangan tersebut, PMI manufaktur Indonesia mengalami pada Juni 2021 sebesar 53,5 atau turun dibandingkan dengan Mei 2021 yakni 55,3. Penurunan PMI manufaktur kembali terjadi pada Juli 2021 yakni anjlok ke angka 40,1.

Namun demikian, perusahaan manufaktur disebut tetap waspada dengan pembelian dan ketenagakerjaan mereka. Gangguan seputar produksi juga membuat penumpukan pekerjaan tertahan dan menyebabkan tekanan harga pada bulan Agustus.

Menanggapi hasil survei terkini, Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan sektor manufaktur Indonesia terus terdampak oleh gelombang kedua COVID-19 pada Agustus. Level pandemi ini berada pada tingkat parah berdasarkan survei PMI terkini dari IHS Markit.

"Namun kabar baiknya, semua tampak membaik dari bulan Juli sejalan dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini terlihat dari berkurangnya tingkat penurunan permintaan dan output dibandingkan Juli," kata Jingyi.

Menurut Jingyi, gangguan rantai pasokan akibat COVID-19 masih terjadi pada Agustus, dengan perusahaan mencatat penurunan performa pemasok dan peningkatan tekanan harga berkelanjutan.

"Pada saat yang sama, kita telah melihat kepercayaan bisnis di antara perusahaan Indonesia menurun dari Juli, meskipun gelombang COVID-19 mereda," kata Jingyi.

Ia menambahkan akuisisi inventaris pra-produksi dan kondisi ketenagakerjaan juga menurun. Selanjutnya, penting untuk melihat sub-indeks membaik menandai awal pemulihan dari dampak gelombang COVID-19 terkini untuk sektor manufaktur Indonesia.