AMERIKA
Dunia

Utang Amerika Capai Rp495.600 Triliun, Perekonomian Negara Terancam

  • Amerika Serikat telah mencapai tonggak sejarah baru yang tidak akan dibanggakan oleh siapa pun: utang nasional bruto kita telah melampaui U$33 triliun

Dunia

Muhammad Imam Hatami

WASHINGTON - Utang nasional Amerika Serikat (AS) mencapai titik tertinggi dalam sejarah negara ini yakni mencapai angka sekitar US$33,04 triliun atau sekitar Rp495.600 triliun (Kurs Rp15.000). 

Data ini diterbitkan oleh Departemen Keuangan, mencerminkan ketidakpastian ekonomi di AS yang semakin mendalam. Sekitar tahun 80an yang lalu utang nasional hanya berkisar sekitar US$907 miliar.

Ketegangan politik yang berlarut-larut di Kongres Amerika Serikat menciptakan ketidakpastian terkait pengeluaran dan pendanaan pemerintah federal. Anggota Kongres dari Partai Republik baru-baru ini mengumumkan rencana jangka pendek yang dikenal sebagai "resolusi berkelanjutan,". Resolusi ini mencangkup pemberlakukan pemotongan pengeluaran sebesar 8% pada lembaga-lembaga federal, kecuali pendanaan untuk pertahanan, urusan veteran, dan bantuan bencana.

“Amerika Serikat telah mencapai tonggak sejarah baru yang tidak akan dibanggakan oleh siapa pun: utang nasional bruto kita telah melampaui U$33 triliun,” kata Maya MacGuineas, presiden Komite Anggaran Federal, dilansir FoxBussines, Selasa, 19 September 2023

Temuan terbaru dari Kongres menunjukkan bahwa utang nasional diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat dalam tiga dekade mendatang. Pada akhir tahun 2022, utang negara tumbuh sekitar 97% dari produk domestik bruto (PDB).

Kenaikan utang yang begitu signifikan memunculkan pertanyaan tentang dampak jangka panjangnya terhadap perekonomian Amerika Serikat. Semakin besar utang nasional, semakin besar pula beban pembayaran bunga dan pembiayaan utang. Utang negara dapat mengurangi fleksibilitas fiskal pemerintah untuk mengatasi krisis ekonomi dan memberikan layanan publik yang diperlukan.

Meningkatnya utang nasional juga dapat memengaruhi kestabilan mata uang dan ketahanan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, masalah ini menjadi perhatian serius bagi para pengambil keputusan dan ahli ekonomi.

Pemerintah AS akan terus dihadapkan pada tugas yang sulit untuk mengelola utang nasional dan mencari solusi yang berkelanjutan. Hal ini memerlukan kerja sama antara partai politik dan pemangku kepentingan ekonomi untuk merumuskan strategi yang dapat mengurangi beban utang dan memastikan stabilitas ekonomi masa depan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah lonjakan suku bunga selama satu setengah tahun terakhir. Hal ini telah membuat biaya pembayaran utang nasional menjadi semakin mahal, memberikan tekanan tambahan pada keuangan negara.

Situasi ini mencerminkan tantangan ekonomi yang kompleks yang dihadapi Amerika Serikat. Diskusi dan keputusan politik yang sulit akan terus menjadi fokus dalam upaya mengatasi masalah utang nasional yang semakin memburuk, dengan dampak yang mungkin dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.