Karyawan memindahkan tumpukan uang rupiah di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Utang Era Jokowi Terus Membengkak, Hampir Tembus 40 Persen PDB

  • Per Juni 2024, posisi utang Indonesia menyentuh Rp8.444,87 triliun Padahal di akhir Mei nilainya masih tercatat Rp8.353,02 triliun.

Makroekonomi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Utang luar negeri Indonesia terus meningkat dengan nilai yang fantastis hingga akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat melesat hingga 39,13%.

“Rasio utang per akhir Juni 2024 yang sebesar 39,13% terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara,” ungkap laporan kementrian keuangan dalam dokumen berjudul APBNKita Edisi Juli 2024, dikutip Selasa 30 Juli 2024. 

Sebelumnya Banggar DPR RI telah menerbitkan Laporan Panitia Kerja (Panja) Asumsi Dasar, Kebijakan Fiskal, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan 2025, telah menetapkan patokan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun 2025 di kisaran 37,82% hingga 38,71%. 

Artinya, rasio utang per Juni 2024 sudah melampaui batas tersebut. Per Juni 2024, posisi utang Indonesia menyentuh Rp8.444,87 triliun Padahal di akhir Mei nilainya masih  tercatat Rp8.353,02 triliun. Dengan demikian, ada kenaikan rasio utang Rp91,85 triliun hanya dalam jangka waktu satu bulan.

Dari total utang pemerintah per Juni 2024 Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebesar Rp7.418,76 triliun atau 87,5% . SBN ini terbagi menjadi SBN Valas sebesar Rp1.451,07 triliun atau 17,18% dan SBN Domestik sebesar Rp5.967,70 triliun atau 70,67%.

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga akhir semester I-2024 tercatat sebesar U$407,3 miliar atau sekitar Rp6.580 triliun (kurs Rp16.160). Jumlah tersebut tumbuh sebesar 1,8% secara tahunan (year on year/yoy). 

Struktur ULN Indonesia dinilai masih sehat oleh Bank Indonesia (BI), dengan 85,9% merupakan utang jangka panjang., sementara itu rasio ULN terhadap PDB mencapai 29,8%.

Penggunaan dan Pertumbuhan Utang

Bank Indonesia menyatakan utang tersebut digunakan untuk sektor-sektor esensial seperti kesehatan, pendidikan, konstruksi, dan sektor vital lainnya. Struktur utang negara terdiri dari dua komponen utama, yaitu Utang Luar Negeri (ULN) dan Utang Dalam Negeri (UDN). 

ULN merupakan pinjaman yang diperoleh pemerintah dari pihak luar negeri, sedangkan UDN adalah pinjaman dari pihak dalam negeri.

Utang pemerintah Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada awal masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014, utang pemerintah yang diwariskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tercatat sebesar Rp2.608,78 triliun, dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 24,75%.

Seiring berjalannya waktu, berbagai program pembangunan infrastruktur serta upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo menyebabkan utang pemerintah meningkat signifikan. 

Hingga akhir Juli 2023, utang pemerintah dilaporkan naik drastis menjadi Rp7.855,53 triliun. Adapun rasio utang terhadap PDB yang melonjak menjadi 37,78%, sebelum akhirnya jebol menjadi 39,13% pada Juni 2024.