<p>Karyawati salah satu bank menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar di Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Utang Luar Negeri RI Tumbuh 4,8 Persen Capai Rp5,9 Kuadriliun

  • Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada April 2021 tumbuh 4,8% year on year (yoy) menjadi US$418 miliar atau setara Rp5,9 kuadriliun (asumsi kurs Rp14.271 per dolar AS).

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada April 2021 tumbuh 4,8% year on year (yoy) menjadi US$418 miliar atau setara Rp5,9 kuadriliun (asumsi kurs Rp14.271 per dolar AS).

Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,2% yoy.

“Perkembangan tersebut didorong oleh perlambatan pertumbuhan posisi ULN pemerintah dan ULN swasta,” tulis Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa 15 Juni 2021.

ULN pemerintah per April 2021 tumbuh 8,6% yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 12,6% yoy. ULN pemerintah dibelanjakan salah satunya untuk penanganan COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Rinciannya, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7%), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1%). Sektor jasa pendidikan (16,3%), konstruksi (15,3%), dan jasa keuangan dan asuransi (12,8%).

Secara akumulasi, ULN pemerintah per April 2021 mencapai US$206,0 miliar, dengan tenor jangka panjang sekitar 99,9%.

Di sisi lain, ULN swasta tumbuh 1,2% yoy menjadi senilai US$209,0 miliar dan didominasi oleh tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,4%.

Dengan posisi ULN tersebut, BI mengklaim struktur utang Indonesia masih tetap sehat. Tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,9%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,1%. 

Selain itu, ditunjukkan juga oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh utang berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,2%. (RCS)