<p>Ilustrasi utang luar negeri Indonesia. / Pixabay</p>
Makroekonomi

Utang Luar Negeri Tembus Rp6.348 T, Naik 2,7 Persen pada Kuartal IV-2023

  • Peningkatan ini berasal dari transaksi Utang Luar Negeri (ULN) dalam sektor publik.
Makroekonomi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada kuartal IV-2023, posisi utang luar negeri (ULN) mencapai US$ 407,1 miliar atau setara Rp6.348 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,7% year on year (yoy) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,02% yoy. 

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan ini berasal dari transaksi ULN dalam sektor publik. Selain itu, pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pelemahan mata uang dolar AS terhadap sebagian besar mata uang global, termasuk rupiah.

“ULN Indonesia pada kuartal IV 2023 tetap terkendali, posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2023 sebesar US$ 407,1 miliar," katanya dalam keterangan resmi pada Kamis, 15 Februari 2024. 

Baca Juga: Rasio Utang Indonesia 2023 Turun 41,5 Persen

Dia menyatakan bahwa pada akhir kuartal IV 2023, posisi ULN pemerintah mencapai US$ 196,6 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% yoy, meningkat dari pertumbuhan sebesar 3,3% yoy pada kuartal sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa ULN pemerintah tetap terkendali dan dikelola dengan cara yang terukur dan akuntabel.

Pemanfaatan Utang

Pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,9%), jasa pendidikan (16,6%), konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,7%).

Baca Juga: Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$145,1 M di Januari 2024

Sementara itu, ULN swasta pada akhir kuartal IV 2023 mencapai US$ 197,0 miliar, mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi pada kuartal II 2023 sebesar 3,5% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ULN berasal dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4% (yoy) dan 1,8% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,7% dari total ULN swasta.

ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang, mencapai pangsa sebesar 74,9% terhadap total ULN swasta. Struktur ULN Indonesia tetap sehat, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 29,7%, dengan dominasi ULN jangka panjang mencapai 86,6% dari total ULN.