<p>Ilustrasi utang luar negeri Indonesia. / Pixabay</p>
Industri

Mengapa Utang Luar Negeri RI Naik Tapi Melambat?

  • Bank Indonesia (BI) menjelaskan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) per Januari 2021 disebabkan oleh beberapa hal.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menjelaskan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) per Januari 2021 disebabkan oleh beberapa hal.

Sebagaimana diketahui, ULN hingga Januari 2021 tembus US$420,7 miliar, tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya. Namun pertumbuhan ULN melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang naik 3,4% year on year (yoy).

Perlambatan utang pemerintah dikarenakan pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo. Sementara itu, posisi surat utang pemerintah masih meningkat seiring penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar AS dan Euro di awal tahun.

Ditambah lagi penerbitan SUN bertepatan dengan momentum likuiditas di pasar global yang cukup tinggi serta sentimen positif implementasi vaksinasi COVID-19.

Perkembangan ULN juga didorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang meningkat, didukung oleh kepercayaan investor asing yang terjaga terhadap prospek perekonomian domestik.

Utang Swasta

ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir Januari 2021 tercatat 2,3% yoy. Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,8% yoy.

Perkembangan ini didorong oleh perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.

Pada akhir Januari 2021, ULN PBLK tumbuh sebesar 4,9% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,3% yoy. Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 6,1% yoy, lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,7% yoy.

Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,0% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.