Beban Utang Membengkak Hingga Rp4,74 Triliun, Waskita Karya Siapkan Opsi Restrukturisasi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) harus menelan rugi bersih sebesar Rp7,3 triliun di 2021. Untuk mengembalikan neraca keuangan ke posisi yang positif, Waskita meminta perpanjangan waktu pengembalian utang.
Korporasi
JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan beban utang sebesar Rp4,74 triliun pada 2020. Untuk mengembalikan neraca keuangan ke posisi positif, Waskita meminta perpanjangan waktu pengembalian utang.
“Karena tekanan likuiditas tinggi, juga tekanan utang sangat tinggi. Sementara ‘kan kalau kita lihat di neraca, utang Waskita itu masih bisa tertutupi dari aset sebenarnya,” ujar Direktur Keuangan Waskita Taufik Hendra Kusuma dalam webinar “Mengukur Infrastruktur”, Kamis, 8 April 2021.
Taufik mengatakan posisi saat ini sulit karena jatuh tempo utang semakin dekat, sementara pembayaran dari divestasi aset saat ini masih tertunda. Kondisi ini memaksa WSKT harus meminta perpanjangan waktu pengembalian utang.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sebagai catatan, beban pinjaman yang mencapai Rp4,74 triliun ini merupakan peningkatan 31% dibandingkan dengan 2019. Pembengkakan beban pinjaman ini akibat penambahan jumlah ruas tol yang telah beroperasi.
“Ini mudah-mudahan bisa kita segera realisasi. Kami sudah mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN. Kementerian Keuangan juga dalam proses mendukung,” tambah Taufik.
Taufik juga mengklaim Waskita terus melakukan diskusi intensif dengan kreditur, baik kreditur bank maupun non-bank, untuk menurunkan biaya bunga. Meski dalam kondisi sulit, perusahaan tetap berkomintmen mengembalikan semua pinjaman.
Selain restrukturisasi keuangan, WSKT juga terus berusaha melakukan divestasi jalan tol yang mereka punya. Tahun ini, perusahaan menargetkan 9 ruas jalan tol yang akan dijual ke investor.
Satu ruas jalan tol yaitu Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sudah terjual dengan nilai Rp824 miliar pada Maret 2021. Waskita menjual seluruh sahamnya kepada investor jalan tol asal Hongkong, Kings Ring Limited.
“Selain itu, satu ruas masih dalam proses. Tiga ruas kami rencana divestasi dengan pola share swap. Sisanya kami targetkan terlaksana dengan mulai berfungsinya INA (Indonesia Investment Authority),” ujar Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono dalam kesempatan yang sama.
Waskita berharap dapat mengumpulkan dana Rp10 triliun-Rp11 triliun dari lego 9 aset jalan tol ini. Jika divestasi berhasil sesuai rencana, perusahaan memperkirakan dapat melepas posisi utang Rp20 triliun lewat pembayaran maupun konsolidasi.