<p>jet penumpang AirAsia X Airbus A340 tiba dalam penerbangan perdananya dari Kuala Lumpur ke Bandara Orly Paris pada 14 Februari 2011 ini. REUTERS/Charles Platiau</p>
Dunia

Utang Menggunung, Air Asia X Usul Bayar 0,5 Persen Tunggakan ke Kreditur

  • Maskapai penerbangan Air Asia X akan merestrukturisasi liabilitas sebesar 33,65 miliar ringgit atau setara dengan Rp115 triliun.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

KUALA LUMPUR - Maskapai penerbangan AirAsia X Bhd (AAX) mengusulkan untuk membayar sebesar 0,5% kepada masing-masing krediturnya dan mengakhiri semua kontrak yang ada.  

Dengan demikian, Air Asia X dapat merestrukturisasi liabilitas sebesar 33,65 miliar ringgit atau US$8,1 miliar (setara dengan Rp115 triliun), menurut sebuah dokumen yang dilihat Reuters.

Maskapai penerbangan jarak jauh bertarif rendah yang merupakan perusahaan induk AirAsia Group Bhd ini, pada hari Senin mengatakan kepada bursa saham bahwa mereka telah menetapkan tanggal 12 November untuk rapat kreditur dan memberikan suara mengenai proposal restrukturisasi.

"Untuk menghindari likuidasi dan mendapat izin terbang lagi, satu-satunya pilihan adalah AAX melakukan restrukturisasi utang yang diusulkan," kata maskapai tersebut dalam pernyataan setebal 127 halaman untuk pertemuan yang dikirim ke kreditur.

Setengah dari total liabilitas adalah biaya penghentian permintaan pesawat dari kreditur terbesarnya, Airbus SE untuk 78 A330neo widebodies dan 30 A321neo narrowbodies, menurut dokumen itu.

Maskapai milik pengusaha Tony Fernandes ini juga mengusulkan bahwa jika mampu mengumpulkan 300 juta ringgit (US$72 juta) dalam pendapatan tahunan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, sewa, dan biaya restrukturasi selama tahun keuangan 2023-2026, semua kreditur kecuali Airbus akan berhak atas 20% dari pendapatan itu.

Mereka adalah salah satu dari banyak maskapai di kawasan Asia-Pasifik yang telah memasuki proses restrukturisasi utang yang diawasi pengadilan untuk bertahan selama masa pandemi. Maskapai lainnya meliputi Malaysia Airlines, Virgin Australia, Thai Airways dan Philippine Airlines.

Menurut dokumen, utang 0,5% pada setiap kreditur akan dibayar dari arus kas operasi satu tahun setelah restrukturisasi utang berlaku.

AAX juga berkata mereka sedang bernegosiasi dengan lessor dari 29 pesawat dan kreditur tertentu lainnya pada persyaratan komersial untuk hubungan bisnis lanjutan atau yang akan datang.

Ini memberi lessor opsi untuk terus menyewakan pesawat-pesawat kepada AAX dengan persyaratan baru atau menerima penghentian sewa dan kembalinya pesawat-pesawat terkait. Dua lessor telah mengidentifikasikan keinginan untuk menghentikan sewa, menurut AAX dalam dokumen.

Maskapai menambahkan skemanya dengan tujuan untuk mencapai bisnis dan struktur utang yang berkelanjutan dan untuk memperkuat posisi keuangan grup.

Untuk mendapat persetujuan atas usulannya, AAX membutuhkan persetujuan dari kreditur yang memiliki setidaknya 75% dari total nilai utang pada setiap golongan kreditur.

Maskapai ini berencana untuk mengumpulkan 500 juta ringgit setelah restrukturisasi utangnya melalui rights issue dan share subscription.