Resor Alila Ubud dari PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA).

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Untuk menangani utang yang menumpuk dan liabilitas yang angkanya sudah mencapai sekitar 108,63% aset, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement dengan menerbitkan sebanyak 12,57 miliar lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, 26 Juni 2023, emiten yang bergerak di bidang jasa akomodasi dan perhotelan ini mengumumkan aksi private placement ini dalam rangka memperbaiki posisi keuangan perseroan.

Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 8B huruf b dan c Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 14/2019, BUVA sudah tercatat sebagai perseroan yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan memiliki liabilitas melebihi 80% dari aset perseroan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diselenggarakan untuk menyepakati private placement.

Kemudian, BUVA pun tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo kepada pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi sepanjang pemberi pinjaman tersebut menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi perusahaan terbuka untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.

Menurut laporan keuangan tahun 2022, BUVA memiliki modal kerja bersih negatif sebesar Rp1,88 triliun dan liabilitas sebesar Rp2 triliun yang merupakan 108,63% dari aset perseroan.

Melalui aksi private placement ini, BUVA akan menerbitkan saham baru sebanyak 12,57 miliar lembar dengan nilai nominal Rp50 perlembar atau setara dengan 63,86% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah pelaksanaan private placement.

Dalam rangka memperbaiki posisi keuangannya, BUVA telah menandatangani perjanjian penyelesaian utang, yang mana sebagian utang perseroan yang dahulunya dari kreditur awal dan telah dialihkan kepada kreditur baru akan dikonversi menjadi saham baru.

Adapun riwayat utang yang akan dikonversi di antaranya utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) dengan outstanding sebesar Rp724,4 miliar, kemudian utang usaha melalui anak usaha kepada bank yang sama dengan outstanding Rp329,19 miliar.

Untuk menyepakati aksi private placement ini, BUVA akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham pada hari Selasa, 28 Juni 2023.

Sebagai informasi, pada tahun 2022, BUVA mencatat kerugian bersih sebesar Rp177,32 miliar. Namun, angkanya sudah menurun 48% dari catatan tahun sebelumnya sebesar Rp346,62 miliar.

Perbaikan angka kerugian ini utamanya didukung oleh pendapatan perseroan yang melonjak 267% dari Rp61,42 miliar pada 2021 menjadi Rp225,86 miliar pada tahun 2022.

Akan tetapi, aset yang dicatat BUVA pada tahun 2022 terpantau menurun 1,07% dari Rp1,86 triliun menjadi Rp1,84 triliun. Walaupun penurunannya tipis, namun kenaikan liabilitas perseroan tercatat lebih besar, yakni sebesar 9,9% dari Rp1,82 triliun menjadi Rp2 triliun.

Dengan demikian, BUVA mencatat defisiensi modal sebesar Rp159,09 miliar, berbalik dari ekuitas yang tercatat sebesar Rp36,4 miliar pada tahun 2021.