Utang Obligasi Rp2,12 Triliun Jatuh Tempo Sebentar Lagi, Bank Panin Siap Bayar?
- Emiten perbankan milik konglomerat Mu'min Ali Gunawan PT Bank Pan Indonesia Tbk memiliki kewajiban pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada 27 Oktober 2021. Surat ini diterbitkan emiten bersandi PNBN dalam Obligasi Berkelanjutan II Tahap II-2016 dengan nilai menyentuh Rp2,12 triliun.
Korporasi
JAKARTA - Emiten perbankan milik konglomerat Mu'min Ali Gunawan PT Bank Pan Indonesia Tbk memiliki kewajiban pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada 27 Oktober 2021. Surat ini diterbitkan emiten bersandi PNBN dalam Obligasi Berkelanjutan II Tahap II-2016 dengan nilai menyentuh Rp2,12 triliun.
Direktur Utama (Dirut) Bank Panin Herwidayatmo mengatakan perseroan saat ini memiliki cukup likuiditas untuk membayar kewajiban tersebut. Dirinya pun memastikan tidak ada potensi masalah keuangan pascaharus membayar obligasi tersebut.
“Aman. Likuiditas masih baik, tidak akan ada masalah untuk pembayaran kewajiban yang jatuh tempo,” ungkap Herwidayatmo saat dikonfirmasi TrenAsia.com, Rabu, 6 Oktober 2021.
- Bareskrim Polri dan OJK Siap Selidiki Ajaib Sekuritas
- Welcome to Indonesia: Penerbangan Internasional dari China dkk Resmi Dibuka
- Gara-Gara WhatsApp, Facebook, dan Instagram Down, Mark Zuckerberg Boncos Rp85,6 Triliun
Hingga semester I-2021, Bank Panin memiliki total ekuitas sebesar Rp47,18 triliun atau turun tipis dibandingkan dengan posisi akhir 2020 yang sebesar Rp47,46 triliun. Adapun liabilitas PNBN juga terkoreksi dari Rp170,60 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp158,59 triliun pada semester I-2021.
Ditinjau dari total aset, Bank Panin mengalami penurunan sebesar 3% year to date (ytd). total aset PNBN menyusut dari Rp211,29 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp205,79 triliun pada semester I-2021.
Kendati demikian, profitabilitas Bank Panin masih terjaga dengan membukukan kenaikan laba bersih hingga 7,64% year on year (yoy). Laba bersih PNBN naik dari Rp1,35 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp1,45 triliun pada semester I-2021.
Laba bersih itu diraih berkat meningkatnya pendapatan bunga bersih 8,90% yoy menjadi Rp4,85 triliun. Hal ini juga ditopang oleh beban bunga yang menurun 29,57% yoy menjadi Rp2,68 triliun.