<p>Ilustrasi utang luar negeri. / Pixabay</p>
Industri

Utang Pemerintah Februari 2020 Capai Rp4.948,18 Triliun

  • Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) pada akhir Januari 2020 senilai US$410,8 miliar atau setara dengan Rp6.079 triliun.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat nilai utang pemerintah hingga Februari 2020 mencapai Rp4.948,18 triliun. Artinya, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 30,82%.

“Rasio posisi utang yang terjaga sebesar 30,82%,” mengutip dari buku laporan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) edisi Maret 2020, Rabu, 18 Maret 2020.

Kemenkeu menilai rasio utang terhadap PDB menjadi bukti tetap teguhnya pemerintah melaksanakan aturan yang digariskan oleh Undang-undang (UU) Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 serta UU APBN.

Adapun rincian utang pemerintah masih didominasi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp4.151,3 triliun atau 84,39% dari total utang. Sementara, utang yang berasal dari pinjaman tercatat senilai Rp796,88 triliun atau 15,61%.

Utang berbentuk SBN itu sendiri terdiri dari SBN domestik sebesar Rp3.031,86 triliun, yang terbagi menjadi dua, yakni Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Porsi SUN tercatat sebesar Rp2.485,83 triliun, sementara SBSN mencapai Rp546,03 triliun.

Kemudian, SBN dalam denominasi mata uang asing atau SBN valas, tercatat sebesar Rp1.119,44 triliun per Februari 2020. SBN valas terdiri atas SUN sebesar Rp903,08 triliun SUN dan SBNS sebesar Rp216,36 triliun.

Sementara, utang pemerintah yang berasal dari pinjaman terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp10,14 triliun dan pinjaman luar negeri Rp787,74 triliun.

Pinjaman luar negeri tersebut senilai Rp307,96 triliun berasal dari pinjaman bilateral, Rp438,74 triliun pinjaman multilateral, serta Rp40,04 triliun dari bank komersial.

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) pada akhir Januari 2020 senilai US$410,8 miliar atau setara dengan Rp6.079 triliun (kurs Rp14.800 per dolar AS).

Nilai tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$207,8 miliar dan ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$203 miliar. ULN tersebut tumbuh 7,5% year-on-year (yoy), angka ini lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada bulan lalu sebesar 7,7% yoy. (SKO)