<p>Apotek milik BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang kini menjual vaksin COVID-19 / Dok. Kimia Farma</p>
Pasar Modal

Vaksin Berbayar Kimia Farma Ditunda, Saham KAEF Melambung

  • Harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini, 12 Juli 2021, terpantau naik 390 poin atau 12,38% ke posisi Rp3.540 per saham.

Pasar Modal
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini, 12 Juli 2021, terpantau naik 390 poin atau 12,38% ke posisi Rp3.540 per saham jelang penutupan bursa, meski perseroan menunda pelaksanaan vaksin individu berbayar.

Pada pembukaan perdagangan saham, saham KAEF bahkan sempat menyentuh level Rp3.670 per saham. Pukul 15.09 WIB, frekuensi perdagangan saham KAEF tercatat sebanyak 25.646 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 57,24 juta lembar saham senilai Rp198,25 miliar.

Dalam sepekan terakhir, saham KAEF meningkat 5,69%. Sedangkan tiga bulan belakangan saham KAEF naik 35,25%, walau dibanding posisi akhir Desember 2020 masih minus 16,94%. Sementara jika ditarik setahun yang lalu di mana pandemi mulai merebak di Tanah Air, saham KAEF telah melonjak 218%.

Kimia Farma menunda jadwal Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu yang rencananya dimulai pada awal pekan ini karena akan memperpanjang masa sosialisasi program vaksinasi tersebut.

Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk atas pelaksanaan Vaksin Gotong Royong Individu membuat manajemen memutuskan memperpanjang masa sosialisasi serta pengaturan pendaftaran calon peserta.

Sebelumnya, cucu usaha Kimia Farma, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) menyediakan 40.000 dosis vaksin individu berbayar untuk tahap pertama penyaluran vaksinasi di enam kota Jawa dan Bali.

KFD membuka delapan titik penjualan vaksin COVID-19 melalui jaringan klinik perusahaan, yakni tiga di Jakarta, lalu satu di Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, dan Bali.

Berdasarkan aturan pemerintah, harga vaksin berbayar per dosis Rp321.660 ditambah dengan harga layanan Rp117.910, sehingga harga per dosis vaksin yang dibebankan kepada penerima manfaat seharga Rp439.570 per dosis. Dengan setiap orang mendapatkan suntikan sebanyak dua kali, maka harga paket lengkap vaksin mencapai Rp879.140 per individu.

KFD rencananya membuka akses bagi masyarakat yang ingin membeli vaksin impor jenis Sinopharm tersebut mulai Senin ini, namun kemudian ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. (SKO)